Lebak (ANTARA) -
Seluas 238 hektare sawah di Kabupaten Lebak terancam gagal panen akibat kekeringan, demikian data Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Banten.
 
"Kami terus berupaya untuk menyelamatkan tanaman padi dengan sistem pompanisasi khususnya areal persawahan yang memiliki sumber permukaan air," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, Selasa.
 
Areal persawahan yang mengalami kekeringan tersebut seluas 238 hektare tersebar di Kecamatan Malingping, Cihara, Leuwidamar, Maja, Curugbitung, Sobang, Warunggunung, Rangkasbitung, dan Kalanganyar.
 
Kekeringan tersebut hingga kini terus dipantau oleh Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (PPOPT) di setiap kecamatan.

Baca juga: Lahan sawah gagal panen akibat banjir Aceh Tenggara seluas 267 hektare

Baca juga: Petani gagal panen di Aceh Tengah dapatkan bantuan cadangan pangan
 
Kemungkinan jika kemarau tersebut berlangsung sampai Oktober mendatang dipastikan jumlah kekeringan bertambah.
 
Karena itu, pihaknya kini berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Banten untuk penanganan dampak El Nino.
 
"Kami mengoptimalkan pompanisasi khusus areal persawahan yang memiliki sumber air permukaan sehingga bisa menyedot air dari aliran sungai," katanya menjelaskan.
 
Menurut dia, kekeringan yang melanda areal persawahan itu menyusul terjadi kemarau atau El Nino, dimana sejak tiga pekan tidak ada curah hujan.
 
Sebagian besar areal persawahan yang kekeringan itu karena tidak memiliki infrastruktur irigasi.
 
Mereka melakukan gerakan tanam hanya mengandalkan curah hujan tinggi, sehingga bila kemarau dipastikan terancam gagal panen.
 
"Kami minta petani menjadi anggota asuransi jika gagal panen mendapatkan ganti rugi sesuai premi bulanan," katanya menjelaskan.
 
Ketua Kelompok tani (Koptan) Sukabungah Kabupaten Lebak Ruhiana mengatakan pihaknya kini mengalami kerugian hingga Rp650 juta akibat tanaman padi mengalami kekeringan.
 
Dari areal persawahan di wilayahnya seluas 150 hektare, hanya 20 hektare yang bisa panen dan mayoritas lahan dipastikan gagal panen.
 
"Biaya produksi produksi rata-rata Rp5 juta/hektar. Jadi kerugian mencapai Rp650 juta," katanya.*

Baca juga: Pemkab Bogor proses klaim asuransi 7 hektare sawah gagal panen

Baca juga: Pemkab Bogor asuransikan 11 ribu hektar sawah antisipasi gagal panen

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023