Batam (ANTARA News) - Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kota Batam, Kepulauan Riau mencatat selama Januari hingga Maret 2013 ada 18 orang pengidap Human immunodeficiency virus and acquired immunodeficiency syndrome (HIV/AIDS) meninggal dunia.

"Pada 2013 ada 144 kasus HIV/AIDS dan 63 di antaranya positif AIDS. Dari jumlah tersebut 18 sudah meninggal dunia atau rata-rata enam meninggal per bulan," kata Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kota Batam, Pieter Pureklolong di Batam, Kamis.

Ia mengatakan, data tersebut diperoleh dari beberapa rumah sakit di Kota Batam seperti RSUD Embung Fatimah, Rumah Sakit Budi Kemuliaan, dan beberapa Puskesmas rujukan bagi penderita HIV/AIDS di Batam.

"Hingga akhir April ada 2.350 orang yangh memeriksakan pada beberapa rumah sakit tersebut dan 144 dinyatakan terjangkit HIV/AIDS," kata dia.

Pieter mengatakan, kasus HIV di Kota Batam, sudah merambah kalangan ibu rumah tangga dan jabang bayi dalam kandungan.

"Sejak 2007 ada wanita hamil terjangkit HIV. Itu artinya, anak dari ibu tersebut juga terjangkit HIV meski mereka awalnya bukan golongan rentan terhadap penularan virus mematikan tersebut," kata dia.

Menurut Pieter, Batam merupakan wilayah keenam di Indonesia dengan kasus serta perkembangan epidemi HIV dan AIDS tertinggi setelah Papua, DKI Jakarta, Bali, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

Pada 1997-2002, kasus HIV di Batam masih tergolong rendah. Pada 2003-2006 perkembangan kasus HIV mulai meningkat namun masih terkonsentrasi di wilayah berisiko tinggi seperti lokalisasi, tempat hiburan malam, dan pada para pengguna napza suntik.

"Sejak 2007 sampai sekarang prevalensi kasus HIV masuk ke dalam kehidupan masyarakat umum," kata dia.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Chandra Rizal mengatakan pada 2013 Pemerintah Kota Batam menganggarkan Rp109 juta untuk penanggulangan HIV/AIDS.

"Anggaran tersebut digunakan untuk semua sosialisasi, pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di Batam pada 2013," kata dia.

Pewarta: Larno
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013