Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang tergelincir 0,5 persen
Hong Kong (ANTARA) - Saham-saham Asia melemah pada awal perdagangan Rabu, setelah data ekonomi yang lemah di China dan Eropa meningkatkan kekhawatiran terhadap pertumbuhan global, sementara dolar menguat karena investor mempertimbangkan prospek suku bunga AS.

Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang tergelincir 0,5 persen pada pukul 01.43 GMT. Indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,55 persen bahkan ketika produk domestik bruto kuartal kedua mengalahkan perkiraan dengan kenaikan 0,4 persen.

Indeks Hang Seng Hong Kong dan Indeks CSI 300 saham unggulan China keduanya dibuka merosot sekitar 0,3 persen pada awal perdagangan.

Sebuah survei sektor swasta pada Selasa (5/9/2023) menunjukkan aktivitas jasa-jasa China tumbuh pada laju paling lambat dalam delapan bulan pada Agustus, mencerminkan lemahnya permintaan.

Data manufaktur dari Jerman, Inggris dan kawasan euro juga menunjukkan penurunan, sementara sektor jasa-jasa mereka mengalami kontraksi.

“Penurunan China lebih besar dari perkiraan,” kata Redmond Wong, ahli strategi pasar China Raya di Saxo Markets.

“Pemerintah China menjadi lebih aktif dan melonggarkan lebih banyak peraturan, namun apakah kebijakan tersebut cukup baik masih harus dilihat,” tambahnya, dikutip dari Reuters.

"Data Eropa agak lemah. Kami pikir masih ada peluang besar terjadinya resesi ringan di AS dan Eropa menjelang akhir tahun atau awal tahun depan."

Saham-saham di Eropa dan Amerika Serikat jatuh pada Selasa (5/9/2023) karena kekhawatiran terhadap lemahnya pertumbuhan global.

Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun naik 9 basis poin menjadi 4,26 persen setelah mencapai 4,268 persen, yang merupakan level tertinggi sejak 25 Agustus, sementara dolar AS naik ke level tertinggi hampir enam bulan terhadap sejumlah mata uang utama lainnya.

Investor sedang mencerna sinyal-sinyal terkini mengenai potensi kenaikan suku bunga AS. Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan pada Selasa (5/9/2023) bahwa data ekonomi terbaru memberikan ruang bagi bank sentral AS untuk melihat apakah perlu menaikkan suku bunga lagi.

"Fed adalah fokus bagi kami, kami pikir mereka memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan sehubungan dengan potensi suku bunga AS yang terus meningkat," kata John Milroy, penasihat investasi di Ord Minnett.

Minyak mentah AS naik 0,16 persen menjadi diperdagangkan di 86,83 dolar AS per barel. Brent naik 0,19 persen menjadi diperdagangkan pada 91,21 dolar AS per barel.

Harga emas di pasar spot turun 0,07 persen menjadi diperdagangkan pada 1.924,5 dolar AS per ounce, setelah mencapai level terendah sejak 1 Agustus pada Selasa (5/9/2023).

Baca juga: Saham China dibuka melemah, indeks Shanghai terpangkas 0,23 persen
Baca juga: IHSG ditutup turun ikuti pelemahan mayoritas bursa kawasan Asia
Baca juga: Saham Asia dibuka jatuh karena optimisme China pudar, RBA jadi fokus

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023