Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang tergerus 0,53 persen
Hong Kong (ANTARA) - Saham-saham Asia tergelincir pada perdagangan Rabu, setelah melemahnya pertumbuhan di China dan Eropa meningkatkan kekhawatiran terhadap momentum ekonomi global, sementara dolar menguat karena investor mempertimbangkan prospek suku bunga Federal Reserve.

Pasar London dan AS bersiap untuk dibuka lebih rendah dengan kontrak berjangka FTSE dan kontrak berjangka E-mini untuk indeks S&P 500 masing-masing turun 0,42 persen dan 0,13 persen pada pukul 05.20 GMT.

Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang tergerus 0,53 persen.

Indeks Hang Seng berakhir naik tipis 0,06 persen dan indeks acuan CSI300 China ditutup turun 0,11 persen, menjelang data perdagangan China Agustus yang akan dirilis pada Kamis (7/9/2023), dengan para analis memperkirakan ekspor dan impor akan terus mengalami penurunan, namun dengan laju yang lebih lambat.

Sentimen investor tertahan oleh survei sektor swasta pada Selasa (5/9/2023) yang menunjukkan aktivitas jasa-jasa China berkembang pada laju paling lambat dalam delapan bulan pada Agustus, mencerminkan lemahnya permintaan.

“Penurunan China lebih besar dari perkiraan,” kata Redmond Wong, ahli strategi pasar China Raya di Saxo Markets.

Baca juga: IHSG menguat di tengah pergerakan variatif bursa kawasan Asia

Baca juga: Saham Asia dibuka melemah karena kekhawatiran pertumbuhan global


“Pemerintah China menjadi lebih aktif dan melonggarkan lebih banyak peraturan, namun apakah kebijakan tersebut cukup baik masih harus dilihat,” tambahnya.

China juga akan merilis data pinjaman dan inflasi dalam beberapa hari mendatang.

Data manufaktur dari Jerman, Inggris, dan zona euro juga menunjukkan penurunan, sementara sektor jasa-jasa mereka mengalami kontraksi.

"Data Eropa agak lemah. Kami pikir masih ada peluang besar terjadinya resesi ringan di AS dan Eropa menjelang akhir tahun atau awal tahun depan," kata Wong.

Indeks S&P/ASX 200 Australia memperpanjang penurunan berakhir merosot 0,78 persen, bahkan ketika produk domestik bruto kuartal kedua mengalahkan perkiraan dengan kenaikan 0,4 persen.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 ditutup menguat 0,62 persen dengan nilai yen terlemah sejak November sehingga mendorong eksportir seperti produsen mobil, sementara saham energi berkinerja lebih baik di tengah lonjakan harga minyak mentah.

Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun naik 9 basis poin menjadi 4,26 persen setelah mencapai 4,268 persen, yang merupakan level tertinggi sejak 25 Agustus, sementara dolar AS naik ke level tertinggi hampir enam bulan terhadap sejumlah mata uang.

Investor sedang mencerna sinyal-sinyal terkini mengenai potensi kenaikan suku bunga AS. Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan pada Selasa (5/9/2023) bahwa data ekonomi terbaru memberikan ruang bagi bank sentral AS untuk melihat apakah perlu menaikkan suku bunga lagi.

"Fed adalah fokus bagi kami, kami pikir mereka memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan sehubungan dengan potensi suku bunga AS yang terus meningkat," kata John Milroy, penasihat investasi di Ord Minnett.

“Kami perkirakan bank sentral terpaksa mempertahankan kebijakan ketat untuk melawan tekanan inflasi,” kata BlackRock Investment Institute dalam sebuah catatan pada hari Rabu.

Institute for Supply Management (ISM) akan merilis PMI jasa-jasa AS pada Rabu waktu setempat.

Minyak mentah AS naik 0,06 persen menjadi diperdagangkan di 86,74 dolar AS per barel. Brent naik 0,07 persen menjadi diperdagangkan pada 90,10 dolar AS per barel.

Harga minyak melonjak lebih dari 1,0 persen pada sesi sebelumnya, karena pasar khawatir akan kekurangan pasokan setelah Arab Saudi dan Rusia memperpanjang pengurangan pasokan sukarela hingga akhir tahun.

Harga emas di pasar spot rebound 0,09 persen pada 1.927,79 dolar AS per ounce pada pukul 05.34 GMT, setelah membukukan kerugian satu hari terbesar sejak 1 Agustus pada Selasa (5/9/2023).

Baca juga: IHSG ditutup turun ikuti pelemahan mayoritas bursa kawasan Asia

Baca juga: Saham Asia menguat didorong harapan stimulus China dan suku bunga AS

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023