Yang pertama adalah infrastruktur, yang kedua adalah layanan kesehatan, ketiga digital dan keempat adalah transisi energi
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Indonesia Investment Authority (INA) Ridha D.M. Wirakusumah mengatakan bahwa pihaknya berfokus pada empat jenis industri dalam melakukan investasi.

"Kami menentukan bahwa ada empat industri berbeda yang kami fokuskan. Yang pertama adalah infrastruktur, yang kedua adalah layanan kesehatan, ketiga digital dan keempat adalah transisi energi," kata Ridha dalam acara diskusi panel Forum ASEAN-Indo-Pasifik (AIPF) di Jakarta, Rabu.

Diskusi panel tersebut mengangkat tema "Percepatan Mobilisasi Dunia Usaha melalui Pembiayaan Berkelanjutan dan Inovatif".

Menurut Ridha, pemilihan empat jenis industri itu sebagai fokus investasi memang cukup unik karena INA menilai bahwa fokus pada transisi energi dan energi terbarukan merupakan hal yang masuk akal tidak hanya untuk kepentingan lingkungan namun juga secara bisnis.

"Jadi cara kami menyaring mungkin berbeda dari investor lain, namun bagi kami, karena fokus kami secara khusus pada investasi ramah lingkungan, kami telah melakukan sejumlah hal sejak kami berdiri dan kemudian berinvestasi di perusahaan tenaga panas bumi terbesar di Asia bersama dengan salah satu perusahaan energi terbarukan terbesar di dunia," ujarnya.

Ridha menambahkan bahwa potensi investasi energi bersih di Indonesia sangat besar mengingat adanya kebutuhan peralihan dari energi batu bara ke energi terbarukan, termasuk juga industri kendaraan listrik.

"Jadi hal itu yang saya nilai bisa dikerjasamakan dengan negara-negara tetangga di ASEAN untuk mengembangkan kendaraan listrik,” kata Ridha dalam diskusi panel itu.

Dia menyebutkan bahwa INA mempunyai mandat untuk membantu pembangunan di Indonesia berkembang secara berkelanjutan dan pada saat yang sama membuat masyarakatnya sejahtera.

"Cara yang kami inginkan untuk mencapai kedua tujuan tersebut adalah dengan memanfaatkan modal investasi kami, namun pada saat yang sama kami mengajak investor lain dari mana saja untuk ikut berinvestasi bersama kami," ucapnya.

Lebih lanjut dia menyebutkan bahwa INA tidak memiliki batasan untuk berinvestasi, baik di Indonesia maupun di luar negeri.

"Kami juga menggunakan pembiayaan campuran, kami mencari pembiayaan konsesi, serta investor konsesi. Kami bekerja sama dengan para mitra yang terbaik di kelasnya secara global, untuk memastikan bahwa apa pun yang kami investasikan akan membawa hal-hal baik dalam kehidupan," kata Ridha.

ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF) pada 5-6 September 2023 mengangkat tema "Implementation of the ASEAN Outlook on the Indo-Pacific".

Sebanyak tiga topik dibahas dalam AIPF yakni infrastruktur hijau dan rantai pasok yang berketahanan, transformasi digital dan ekonomi kreatif, serta pembiayaan yang berkelanjutan dan inovatif.

Pada hari kedua AIPF, terdapat empat subtema yang diangkat yakni pertama Infrastruktur Hijau dan Rantai Pasok Kuat, Pembiayaan Berkelanjutan dan Inovatif, Transformasi Digital Inklusif, dan Ekonomi Kreatif yang menghadirkan pembicara baik dari perusahaan BUMN, hingga perusahaan besar asing.


Baca juga: INA gandeng Kadin tingkatkan ekosistem investasi
Baca juga: Hutama Karya dan INA selesaikan transaksi investasi Rp20,5 triliun

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023