Jakarta, 26/4 (ANTARA) - Gerakan Sejuta Hektar Minapadi atau Gentanadi, hingga saat ini terus dipacu bisa tumbuh di seluruh wilayah Indonesia. Gentanadi yang diinisiasi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ini dinilai mampu meningkatkan performa sawah melalui peningkatan  produksi padi dan ikan atau udang,Bahkan sejak tahun 2011 oleh Presiden RI, Gentanadi dicanangkan sebagai  gerakan nasional. Usaha budidaya minapadi dinilai mampu mendukung peningkatan produksi perikanan budidaya dan sekaligus mendukung ketahanan pangan sampai terwujudnya swasembada pangan nasional. Demikian disampaikan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya (Dirjen PB), Slamet Soebjakto, pada saat kunjungan kerja di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Jumat (26/4).

     Gentanadi merupakan  suatu gerakan nasional yang telah dicanangkan secara nasional oleh Presiden RI sejak tanggal 14 Januari 2011, di Sidoarjo, Jawa Timur. Untuk menindaklanjuti program ini KKP telah membentuk Tim Terpadu Pengelolaan Minapadi melalui Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Kep 01 / Men / 2011 yang melibatkan beberapa instansi terkait, seperti KKP, Kementerian Pertanian (Kementan) maupun Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA ).

     Slamet menjelaskan. budidaya Minapadi sudah cukup lama dikembangkan oleh pemerintah. Sistem budidaya ini mengusahakan atau membudidayakan ikan dan padi dalam satu hamparan sawah, sehingga dapat meningkatkan performa sawah melalui peningkatan produksi padi dan ikan/udang. Peningkatan nilai pendapatan bisa mencapai Rp 30 juta per hektar untuk minapadi. Bahkan hasil program ini bisa mencapai Rp 60 juta per hektar, apabila udang galah yang dibudidayakan bersama padi atau yang dikenal dengan UGADI. "Sistem budidaya Minapadi telah mampu mencegah alih fungsi lahan sawah, mencegah urbanisasi dan menambah luasan lahan untuk produksi ikan / udang. Saya yakin program ini mampu mendukung ketahanan pangan dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani atau pembudidaya", tegasnya

     Saat ini, total potensi lahan budidaya minapadi seluruh Indonesia mencapai 4 juta hektar lahan sawah irigasi. Adapun sentral produksi terdapat di provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bengkulu, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan,  Sulawesi Barat, dan Sulawesi Utara. Khusus untuk Kabupaten Temanggung, potensi lahan sawah untuk kegiatan minapadi seluas 20.000 hektar dan telah dimanfaatkan masyarakat seluas 3.000 hektar dengan produksi ikan sebesar 1.152,26 ton pada tahun 2012. "Untuk mendukung percepatan program di Temanggung, KKP memberikan bantuan paket percontohan UGADI yang terdiri dari benih udang galah, pakan dan sarana produksi lainnya. Serta 2 paket bantuan modal usaha perikanan budidaya berbasis kelompok masyarakat senilai Rp. 150 juta," jelas Slamet seusai penebaran benih nila di lahan Minapadi Temanggung.

  
Program Stimulan

     Slamet memaparkan, KKP melalui DJPB, tahun 2012 telah melakukan kegiatan percontohan dalam rangka stimulasi Gentanadi melalui Model percontohan minapadi seluas 1 hektar pada Kelompok Karya Cipta di desa Penanjung Panjang, Kec. Tebat Karai, Kab. Kepahiang, Provinsi Bengkulu. Program serupa juga digulirkan pada Kelompok Mina Sari Widodo di Desa Blambangan, Kec. Bawang, Kab Banjarnegara, Prov. Jawa Tengah. KKP juga mengembangkan UGADI pada Kelompok Makmur Jaya Lima di desa Gunung Jaya, Cisaur, Kec Cisaat, Kab. Sukabumi, Prov. Jawa Barat. Termasuk program UGADI di desa Pondok Kaso Tanggoh, Kec Cidahu, Kab Sukabumi, Prov. Jawa Barat. "Tahun 2013, KKP akan mengembangkan UGADI seluas 1 hektar masing masing di Kab. Pandeglang dan Kab. Lebak Prov. Banten serta Kab. Sragen dan Kab.Temanggung Prov. Jawa Tengah. Untuk Prov. Jawa Barat akan dikembangkan di Kab. Cianjur dan Kab. Garut. Sedangkan di Jawa Timur akan dikembangkan di Kab. Malang," paparnya.

     Slamet menambahkan, pencapain  target Gentanadi sampai tahun 2015 seluas sejuta hektar tidak cukup hanya dengan kegiatan percontohan. Lebih dari itudiperlukan upaya khusus melalui bantuan kepada kelompok pembudidaya ikan berupa sarana produksi berupa benih, pakan, dan obat - obatan. Upaya lain, persiapan lahan di kawasan sawah yang berpotensi untuk kegiatan minapadi serta bantuan teknis dan monitoring kepada pembudidaya. Tak kalah pentingnya adalah selalu bekerjasama dengan pihak lain yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam gerakan ini. Diantaranya, Kementerian Pertanian, terkait dengan penyuluh pertanian dan pemanfaatan lahan, Kementerian Pekerjaan Umum terkait dengan saluran irigasi dan juga pihak perbankan yang saat ini sudah tertarik dengan usaha budidaya ikan. " Sinergi dan kerjasama harus dijalin untuk mendukung kesuksesan dan keberlanjutan GENTANADI", ujar Slamet.

     Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi Indra Sakti, SE, MM, Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (HP.0818159705)


Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2013