Budaya menjadi bagian penting untuk memberikan solusi terhadap isu lingkungan, ketahanan pangan, dan kesejahteraan. Keragaman budaya yang dikemas dalam festival ini tentu untuk hidup yang berkelanjutan
Jakarta (ANTARA) -
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan menggelar pentas Budayaw Raya yang memberi pesan kepada masyarakat untuk hidup berkelanjutan, sekaligus menutup rangkaian Festival Budayaw IV di Benteng Rotterdam, Makassar.
 
“Budaya menjadi bagian penting untuk memberikan solusi terhadap isu lingkungan, ketahanan pangan, dan kesejahteraan. Keragaman budaya yang dikemas dalam festival ini tentu untuk hidup yang berkelanjutan,” kata Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Irini Dewi Wanti, dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.
 
Pentas Budayaw Raya ini juga dilengkapi dengan seminar internasional jalur rempah yang merupakan kolaborasi empat negara East ASEAN Growth Area yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Filipina (BIMP-EAGA).
 
Selama lima hari para delegasi disuguhkan dengan lokakarya pewarnaan alami, lokakarya kuliner, serta seminar jalur rempah.
 
Melalui lokakarya pewarnaan alami dan kuliner, lanjut Irini, BIMP-EAGA telah merevitalisasi kembali wastra tradisional dan menghidupkan kembali lingkungan dengan keanekaragaman hayati.
 
“Banyaknya sumber karbohidrat yang dapat dibudidayakan menjadi pilihan kita, tidak semata-mata hanya mengandalkan beras atau nasi sebagai bahan makan utama. Kita juga punya laut yang memberikan sumber protein yang luar biasa,” ujarnya.
 
Melalui kesenian, lanjut Irini, Festival Budayaw IV yang berlangsung sejak 1 hingga 5 September 2023 juga menunjukkan keberagaman seni budaya yang mengajarkan kepada masyarakat di empat negara pentingnya menghormati keberagaman.

Baca juga: Kemendikbud: Seni Bongaya di Festival Budayaw bawa pesan perdamaian
 
“Keberagaman sebagai negara serumpun yang memiliki persamaan seni dan budaya,” ujarnya.
 
Ketua Delegasi Filipina yang merupakan Wakil Sekretaris Departemen Pariwisata Filipina Myra Paz Abubakar menyampaikan apresiasi dan kebanggaannya saat mengikuti Festival Budayaw IV di Makassar.
 
Menurutnya, selama mengikuti Festival Budayaw IV, meski penggunaan bahasa menjadi suatu tantangan bagi delegasinya, tetapi ia dan jajarannya masih dapat menikmati sajian budaya yang ditampilkan.
 
“Karena kita sesama anggota delegasi BIMP-EAGA, kita masih bisa saling mengenal satu sama lain dan menikmati serta berbagi tentang kebudayaan masing-masing,” ujar Myra Paz.
 
Ia berharap pada Festival Budayaw V tahun 2025 yang akan digelar di Filipina, selain menikmati budaya, para delegasi juga dapat diajak berkunjung ke objek-objek wisata, termasuk menikmati kuliner dan merasakan pariwisata halal yang kini telah digalakkan oleh Pemerintah Filipina.

Sementara seniman drama (dramaturg) pentas Budayaw Raya, Ram Prapanca, menyampaikan pertunjukan yang ditampilkan dalam acara penutupan kali ini menggambarkan keberagaman budaya di empat negara. Ia mengatakan, keberagaman dan perbedaan dalam kebersamaan adalah titik pijak bagi kehidupan yang berkelanjutan.
 
“Keberagaman bukanlah kutukan, tapi berkah bagi semua orang. Ketahuilah, kebersamaan dalam keragaman itu tidak terwujud begitu saja, melainkan sebuah proses tanpa akhir,” tuturnya.

Baca juga: Kemendikbud gelar Festival Budaya untuk promosi warisan budaya
 

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023