Seni teatrikal Bongaya bertajuk Rampai dalam Damai digarap oleh seniman Asia Ramli Prapanca dari Makassar dengan pemain tidak kurang dari 60 orang
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI  menampilkan pertunjukan Bongaya bertajuk Rampai dalam Damai saat penyelenggaraan Festival Budayaw IV, di Benteng Rotterdam, Makassar, dalam rangka membawa pesan perdamaian.

“Seni teatrikal Bongaya bertajuk Rampai dalam Damai digarap oleh seniman Asia Ramli Prapanca dari Makassar dengan pemain tidak kurang dari 60 orang,” kata Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek Irini Dewi Wanti dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.

Kurator Festival Budayaw IV Adi Wicaksono mengatakan pertunjukan seni ini terinspirasi dari peristiwa sejarah yaitu Perjanjian Bongaya pada 18 November 1667 yang berawal dari adanya monopoli perdagangan rempah oleh Verenigde Oostindische Compagnie (VOC).

Baca juga: Kemendikbudristek selenggarakan Festival Komunitas Seni Media di NTB

Di sisi lain, Adi menjelaskan aspek yang ditonjolkan pada seni teatrikal ini bukan konflik atau perang antara Kerajaan Gowa melawan Belanda melainkan proses perdamaian untuk menyelesaikan konflik tersebut.

“Ini (upaya perdamaian) hal yang semakin langka dan akan kita angkat di festival ini. Festival Budayaw ini mengetengahkan nilai-nilai kebersamaan yang harus semakin kuat,” ujarnya.

Festival Budayaw IV sendiri resmi dibuka pada Jumat (1/9) di Benteng Rotterdam, Makassar, Sulawesi Selatan dan akan berlangsung hingga 5 September 2023 melalui kerja sama dengan negara-negara East ASEAN Growth Area, yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Filipina (BIMP-EAGA).

Tema yang diusung pada kegiatan dua tahunan kali ini adalah Keberagaman Budaya dalam Kehidupan Berkelanjutan yang kemudian dirangkai dalam sub-tema yang lebih spesifik yaitu Spice Route and Maritime Memory.

Baca juga: Borobudur Night Carnival upaya menghidupkan wisata malam

Sementara itu, Ketua Delegasi Indonesia BIMP-EAGA sekaligus Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Edi Prio Pambudi pun mendorong semua pihak untuk kerja sama di berbagai bidang yang ada di ASEAN.

“BIMP-EAGA adalah bagian dari kawasan di ASEAN. Indonesia sudah memegang Keketuaan Asean di 2023 sehingga kita harus mengusahakan kerja sama dan kolaborasi dari semua bidang yang ada di ASEAN,” katanya.

Mewakili pemerintah daerah, Asisten Pemerintah dan Kesra Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Muhammad Rasyid menuturkan tema yang diangkat pada festival ini memberi tantangan bagi masyarakat Sulawesi Selatan.

“Melalui tema ini kita mendapatkan amanat untuk mengembangkan budaya dan kearifan lokal yang ada guna mewujudkan pembangunan kebudayaan di Indonesia dalam hubungan antarbangsa baik dalam skala regional Asia Tenggara maupun dunia,” kata Rasyid.

Baca juga: Pemkab Teluk Wondama promosi budaya lokal lewat Festival Roon Wondama

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023