Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia M Nizar mengatakan, Kompetisi Sains Madrasah (KSM) yang diselenggarakan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, pada Rabu, merupakan ajang untuk mencetak generasi unggul.

"Perjalanan kalian (dalam berkompetisi) akan membentuk pribadi-pribadi yang berkarakter gigih, tangguh dan unggul," kata Nizar dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.

Nizam yang hadir untuk menutup rangkaian KSM ini juga meminta para peserta dan seluruh siswa madrasah menjadikan pengalaman bertanding sebagai hal yang paling berharga, karena tidak mudah untuk menjalani kompetisi yang panjang, mengingat KSM tingkat nasional adalah fase lanjutan dari kompetisi tingkat satuan pendidikan mulai dari kabupaten, provinsi, hingga nasional yang berlangsung sejak Juli lalu.

Ia mengingatkan, proses kompetisi yang panjang dan berat bukanlah suatu hal yang percuma karena akan membentuk jati diri siswa yang sesungguhnya.

"Yang terpenting bukan lempengan medali-medali yang diperoleh, karena medali tidak akan ada arti dan manfaatnya jika tanpa disertai dengan proses yang gigih dan sungguh-sungguh. Medali tanpa proses perjuangan adalah medali palsu, sekedar aksesoris belaka," tuturnya.

Baca juga: Kemenag laksanakan simulasi KSM 2023 untuk madrasah se-Kota Solok

Menurutnya, karakter unggul adalah modal utama yang menjadikan siswa sukses di masa depan. Untuk membentuk karakter unggul itulah Kementerian Agama mengadakan kompetisi sains yang terintegrasi dengan ilmu keagamaan.

Sebagai informasi, KSM adalah kegiatan nasional tahunan yang digelar Kemenag untuk mewadahi prestasi anak-anak madrasah di bidang sains, dengan 11 kategori lomba yang diikuti siswa-siswi dari jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI/SD), Madrasah Tsanawiyah (MTs/SMP), dan Madrasah Aliyah (MA/SMA).

Beberapa mata lomba yang dipertandingkan adalah matematika terintegrasi, IPA terintegrasi, IPS terintegrasi, biologi terintegrasi, fisika terintegrasi, kimia terintegrasi, ekonomi terintegrasi, geografi terintegrasi, dan mata pelajaran penting lainnya.

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas berharap kompetisi ini dapat menemukan bibit-bibit unggul yang dapat berkontribusi bagi masyarakat dan dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemajuan bangsa.

Saat ini, madrasah telah melakukan reposisi dari sekolah agama menjadi agama plus, yang juga memiliki kompetensi dalam bidang sains, mengingat sudah banyak juga siswa madrasah yang menjuarai beberapa olimpiade sains tingkat nasional maupun Internasional.

Menag berpesan kepada para peserta agar terus menjaga konsistensi dalam berproses di madrasah.

"Untuk menjadi yang terbaik tidak bisa tiba-tiba. Nikmatilah proses itu sebagai kebutuhan diri untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas diri demi menyambut tantangan zaman," ujar Menag.

Kompetisi Sains Madrasah tingkat nasional ini diikuti sebanyak 375 siswa madrasah terpilih yang telah menjadi pemenang di tingkat kabupaten dan provinsi. Posisi juara umum diraih oleh Provinsi Banten, disusul Jawa Timur, kemudian Jawa Tengah.

Baca juga: Bunda Literasi Maluku: Madrasah bentengi siswa dari dampak buruk iptek

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023