Berlin (ANTARA News) - Tuan rumah Jerman akan berhadapan dengan Italia pada semifinal Piala Dunia setelah mereka mengalahkan Argentina melalui adu penalti pada perempatfinal di Stadion Olimpiade Berlin, Jumat. Seperti dilaporkan wartawan ANTARA News Irmanto dari Berlin, kemenangan Jerman tersebut langsung disambut sorak-sorai ribuan pendukung Jerman, yang selama pertandingan dengan bersemangat meneriakan "Deutschland! Deutschland! Deutschland!. Jerman kini tinggal selangkah lagi untuk bisa tampil di final namun mereka harus lebih dulu menaklukkan Francesco Totti dkk di semifinal yang akan digelar di Dortmund 4 Juli mendatang. Pelatih Jerman Juergen Klinsmann, tampak tegang sepanjang pertandingan dan menyamakan pertandingan itu dengan film "thriller" karya Alfred Hitchock. Sementara itu Italia melenggang lebih mulus, melumat Ukraina 3-0 dan mendedikasikan kemenangan mereka untuk mantan bek timnas Gianluca Pessotto, yang mencoba bunuh diri Selasa lalu. Kebetulan lagi, pencetak gol pertama Italia adalah Gianluca Zambrotta, yang bersama Alessandro del Piero sempat pulang ke Italia untuk menjenguk Pessotto di rumah sakit. Italia mungkin akan lebih percaya diri menghadapi semifinal nanti karena dalam empat pertemuan sebelumnya di Piala Dunia, "Azzurri" belum pernah kalah dari tim "Panser". Mereka imbang tanpa gol dua kali (1962 dan 1978) serta menang dua kali (4-3 pada semifinal 1970 dan 3-1 pada final 1982). Saat melawan Argentina, Jerman lebih menunjukkan kekokohan mereka dibandingkan gaya menyerang cepat yang mereka tunjukkan pada empat pertandingan sebelumnya. Pemain Argentina menunjukkan permainan yang atraktif dan membuat Jerman lebih banyak bertahan. Namun setelah Jerman bangkit untuk menyamakan kedudukan 1-1 --melalui sundulan Miroslav Klose pada menit 80, membalas gol Roberto Ayala pada menit 49-- adu penaltilah yang harus menjadi penentu. Penjaga gawang Jerman Jens Lehmann menjadi pahlawan dengan menahan dua tendangan penalti, termasuk sepakan Ayala. Pertandingan itu juga tampaknya akan menjadi yang terakhir bagi Pekerman yang menyatakan akan mundur dari jabatan pelatih timnas. "Semua sudah selesai. Bab ini sudah ditutup," kata pelatih berusia 56 tahun yang pernah membawa Argentina U-20 tiga kali menjadi juara dunia. Pekerman pun, yang memiliki tiga anjing yang diberi nama Qatar, Malaysia dan Argentina --tempat dimana ia merebut gelar juara dunia bersama tim Argentina U-20--, tidak bisa memiliki anjing keempat dengan nama Jerman. Tidak diragukan lagi, Klinsmann bisa mengulang prestasi Franz Beckenbauer yang pernah menjadi juara dunia sebagai pemain dan pelatih. Sayangnya, pertandingan antara kedua tim besar itu harus diakhiri dengan keributan antar pemain dan ofisial di lapangan. Bahkan wasit Lubos Michel dari Slovakia memberi kartu merah kepada pemain Argentina Leandro Cufre, yang tidak diturunkan pada pertandingan itu. Kedua pelatih mencoba mengecilkan arti insiden tersebut dengan menyatakan bahwa semua hanyalah emosi sesaat yang meledak usai pertandingan yang penuh ketegangan. Tetapi FIFA sepertinya akan menyelidiki kejadian itu dengan seksama, khususnya karena peristiwa itu terekam di kamera televisi yang ditonton jutaan orang di seluruh dunia. Pada partai perempatfinal berikutnya, Italia tampil luar biasa menghadapi Ukraina, yang tampil buruk karena tidak berkembangnya performa mantan pemain besar AC Milan Andriy Shevchenko. Luca Toni, pencetak gol terbanyak Serie A musim lalu yang belum mencetak gol pada empat pertandingan sebelumnya, menjaringkan dua gol dan pelatih Marcello Lippi pun tersenyum lebar meski ia tidak melupakan rekannya di Italia. "Kami melakukan ini untuk Pessotto --kami dedikasikan ini untuk dia dan keluarganya dan kami memikirkan dia dan keluarganya," kata Lippi, yang sangat mengenal Pessotto ketika masih menjadi pelatih Juventus. Secara keseluruhan, Italia dan Jerman pernah bertemu 13 kali, dimana Italia menang lima kali sementara Jerman hanya tiga kali. Kemenangan terakhir Jerman atas Italia terjadi dalam sebuah pertandingan persahabatan pada 21 Juni 1995 di Zurich, Swiss. Saat itu Jerman menang 2-0. Sementara itu, sekitar sebulan sebelum putaran final Piala Dunia 2006, Italia mempermalukan Jerman 4-1 dalam pertandingan pemanasan di Florence, Italia. Kekalahan Jerman tersebut membuat Klinsmann banyak mendapat kritik tajam dari warga Jerman sendiri. Kini, Klinsmann berkesempatan untuk membalas dendam pada ajang pertarungan yang sesungguhnya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006