Lebak (ANTARA News) - Ribuan truk di Kabupaten Lebak, Banten, selama sepekan terakhir tidak beroperasi akibat kelangkaan bahan bakar minyak solar bersubsidi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di daerah itu.

"Kami dan teman-teman terpaksa menganggur karena kesulitan memperoleh bahan bakar minyak (BBM) jenis solar di SPBU," kata Iwan, seorang sopir truk pengangkut kayu di Rangkasbitung, Jumat.

Menurut dia, dirinya hingga kini kesulitan untuk mendapatkan solar bersubsidi karena di sejumlah SPBU di Kabupaten Lebak terjadi kelangkaan.

Pasokan BBM jenis solar bersubsidi dari PT Pertamina Tanjung Gerem yang dikirim ke SPBU semakin berkurang, bahkan hanya beberapa jam sudah habis.

Diperkirakan ribuan truk yang biasa sehari-hari mengangkut kayu untuk dipasok ke Parungpanjang, Tangerang, Serang, Bekasi, dan Karawang, mereka terpaksa tidak beroperasi.

"Kami sudah sepekan terakhir ini tidak mengangkut kayu-kayuan dari Gunungkencana ke Parungpanjang, Kabupaten Bogor karena kehabisan BBM di SPBU itu," ujarnya menjelakskan.

Ia mengatakan, pihaknya mendesak PT Pertamina segera memenuhi kebutuhan solar bersubsidi sehingga pengemudi angkutan truk kembali beroperasi.

Apabila, mereka para sopir truk tidak beroperasi tentu berdampak pula terhadap ekonomi keluarga.

"Kami bingung jika terus menganggur seperti ini akibat kelangkaan solar itu," katanya.

Somad, seorang sopir truk warga Malingping Kabupaten Lebak mengaku bahwa dirinya kebingungan selama sepekan terakhir tidak mengangkut hasil perkebunan dan pertanian ke luar daerah akibat kelangkaan solar bersubsidi.

Biasanya, kata dia, dirinya begitu mudah untuk mendapatkan pasokan BBM bersubsidi dari SPBU, namun saat ini kesulitannya.

Akibat kesulitan memperoleh BBM bersubsidi jenis solar itu, kata dia, dirinya kehilangan pendapatan sebesar Rp150.000 per hari.

"Kami dan sopir lainya juga menganggur karena kesulitan untuk mendapatkan solar itu," katanya menjelakskan.

Sementara itu, Atek, seorang petugas SPBU Mandala Rangkasbitung mengatakan, selama beberapa pekan terkahir pasokan BBM jenis solar bersubsidi berkurang dari sebelumnya 16 kiloliter (KL), tetapi saat ini hanya sebanyak 8 KL.

Kekurangan pasokan solar tersebut sehingga menimbulkan kelangkaan BBM bersubsidi.

"Meskipun terjadi kelangkaan solar, tetapi tidak terjadi antrean kendaraan, karena sebagian besar pengemudi truk warga Lebak dan mengetahui jika terjadi kelangkaan dengan tak beroperasi itu," katanya.

Berdasarkan pantauan, diperkirakan ribuan truk pengangkut kayu,  pasir, dan batu di Kabupaten Lebak tidak beroperasi.

Saat ini, jalan yang sehari-hari dilintasi truk, seperti jalan Mandala Pandeglang, Warunggunung-Petir-Serang dan Narimbang-Gajrug-Bogor tampak sepi akibat kelangkaan solar tersebut.

Pewarta: Mansyur
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013