Pontianak (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Hasto Wardoyo meminta upaya maksimal Pemerintah Kota Singkawang, Kalimantan Barat, dalam percepatan penurunan stunting atau kekurangan gizi kronis

"Kasus stunting di Kota Singkawang memang mengalami kenaikan sedikit, yaitu dari 22,3 persen menjadi 23,5 persen. Namun jangan abaikan begitu saja, harus ada upaya keras dalam mempercepat penurunan stunting di seluruh wilayah Kota Singkawang," kata Hasto saat menghadiri Rakor Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Singkawang 2023, Kamis.

Dia menekankan, upaya penurunan stunting  pada bulan September ini adalah bulan penentu. "Saya minta teman-teman di lapangan juga fokus dengan pengukuran," tuturnya.

Hasto mengatakan bulan September menjadi bulan penentu dalam upaya penurunan stunting di tahun ini. Ia pun meminta semua pihak untuk kerja bersama agar stunting di Kalbar bisa turun di 14 persen.

Baca juga: BKKBN arahkan calon pengantin Kalbar isi Elsimil cegah stunting baru

Baca juga: BKKBN instruksikan Kalbar sasar daerah strategis untuk tekan stunting


"Untuk penurunan stunting, asupan makanan bergizi sangat penting, namun akan lebih penting jika pemberian asupan makanan dibarengi dengan pengukuran tumbuh kembang anak. Dengan memiliki data tersebut maka akan nampak kerja-kerja yang sudah dilakukan," katanya.

Dalam kesempatan itu Hasto berharap dalam percepatan penurunan stunting, mulai dari Dinkes, penyuluh KB sampai para kader posyandu melakukan pengukuran anak. Dia juga mengapresiasi apa yang sudah dilakukan oleh Pemkot Singkawang. Mudah-mudahan di tahun depan stuntingnya bisa turun.

"Dibanding daerah lain di Kalbar, penanganan stunting di Kota Singkawang masih lebih baik ketimbang di Melawi, Kapuas Hulu, Sekadau, Landak, Sanggau, Kubu Raya dan Sambas. Saya berharap teman-teman di Kalbar bisa bekerja keras untuk menurunkan stunting ini," katanya.

Selain persoalan stunting, Hasto juga mengungkap bahwa mental emosional para remaja kini menjadi perhatian. Sebab penyakit mental remaja saat ini berada di angka 9,8 persen, jauh lebih tinggi dibanding penyakit mental orang yang sudah tua dengan rata-rata 6,1 persen.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Penjabat Wali Kota Singkawang Sumastro mengatakan sejak pencanangan gerakan nasional penurunan stunting, Pemkot Singkawang langsung melakukan upaya buat menurunkan stunting ini. Dia sendiri sejak diamanahkan menjadi Penjabat Wali Kota telah melakukan gerakan-gerakan kemanusiaan.

Salah satunya mengumpulkan paket yang didapat dari stakeholder kemudian digunakan untuk penguatan penanganan stunting di posyandu.

"Penguatan program di posyandu juga dilakukan kembali setelah beberapa tahun dibayangi pandemi COVID-19. Untuk itu, Kami juga menerbitkan surat tentang program orang tua asuh untuk balita stunting. Mudah-mudahan apa yang sudah dilakukan ini dapat membuat angka stunting di Singkawang bisa turun," kata Sumastro.*

Baca juga: BKKBN minta kepala daerah di Kalbar konsentrasi turunkan stunting

Baca juga: Wagub Kalbar minta dana desa dimanfaatkan cegah stunting

Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023