Saat ini banyak tenant atau investor yang akan mengisi KIHI...
Tanjung Selor (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) menyebut pembangunan Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) di Bulungan terus berjalan dan investasi di kawasan ini akan mencapai 132 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

“Saat ini banyak tenant atau investor yang akan mengisi KIHI, dan salah satunya akan memproduksi aluminium ingot 500 ribu ton per tahun pada 2025 nanti,” kata Gubernur Zainal A Paliwang, di Tanjung Selor, Kamis.

Sebelumnya, Gubernur Kaltara Zainal A Paliwang pada 5 September 2023 mengikuti Business Roundtable pada forum ASEAN Business Advisory Council (ASEAN BAC), di Jakarta.

Borneo Business Roundtable adalah forum komunikasi kerja sama peningkatan ekonomi seluruh wilayah di Pulau Borneo yang mencakup Kalimantan, Sarawak, dan Sabah Malaysia, serta Labuan dan Brunei Darussalam.

Ia mengatakan, pada kesempatan itu menyampaikan sejumlah isu strategis di Kaltara, meliputi isu perdagangan, pembangunan infrastruktur Trans Borneo, dan pengembangan KIHI di Kabupaten Bulungan.

Selain itu, juga mengenai upaya pengurangan emisi, deforestasi, dan degradasi hutan dan manajemen penggunaan lahan melalui Heart of Borneo (Hutan Kayan Mentarang) seluas 1,2 juta hektare di Kabupaten Malinau.

Gubernur Zainal berpandangan isu perdagangan cukup penting, karena Kaltara melakukan kegiatan perdagangan berupa ekspor hasil pertanian.

“Ini selalu kita lakukan sejak dulu, maka kita harapkan perdagangan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi bersama dan kesejahteraan masyarakat,” katanya pula.

Pemprov Kaltara juga sedang membangun jalan penghubung dari Malinau menuju Krayan sepanjang 196 kilometer.

“Ini bertujuan untuk membuka akses jalan yang menghubungkan Kalimantan Utara dengan Malaysia, karena ini tentu akan membuka peluang pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

Pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Kaltara, dan Pemerintah Kabupaten Bulungan memacu dan mengawal pembangunan KIHI Tanah Kuning di Kabupaten Bulungan agar terus ada progresnya, sejak Presiden RI Joko Widodo meletakkan batu pertama proyek itu pada 21 Desember 2021.

Gubernur Kaltara Zainal A Paliwang menyatakan pengelola KIHI tengah melakukan berbagai kegiatan di lapangan, antara lain pematangan lahan, mobilisasi peralatan, bahkan ada yang mulai tahap konstruksi.

KIHI Tanah Kuning merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan target luas pengembangan mencapai 30.000 hektare. Terdapat tiga perusahaan pengelola KIHI.

Investasi yang akan difasilitasi di kawasan industri ini, antara lain pemurnian dan pengolahan mineral, pergudangan, properti, perdagangan, dan komersial.

Tahap awal, lahan yang dimanfaatkan untuk pengembangan kawasan industri ini seluas 10.100 hektare dengan pasokan listrik dari PLTA Mentarang Induk (Malinau) yang tengah tahap persiapan konstruksi oleh perusahaan konsorsium Indonesia dan Malaysia.

PSN KIHI Tanah Kuning dibangun dengan nilai investasi 132 miliar dolar AS. Cakupannya adalah pabrik petrokimia yang diproyeksikan menjadi pabrik petrokimia terbesar di Indonesia dengan kapasitas mencapai 4x16 juta ton per tahun.

Selanjutnya, pembangunan smelter alumina berkapasitas tiga juta ton, pabrik besi dan baja (iron and steel) dengan kapasitas lima juta ton per tahun, pabrik baterai kendaraan listrik maupun pembangkit berbasis energi baru terbarukan berkapasitas 265 giga watt hour (GWh), dan polycrystalline silicon dengan kapasitas 1,4 juta ton.

Produksi pertama smelter aluminium akan dilaksanakan pada semester pertama 2025 dengan produk aluminium ingot batangan tahap awal sebanyak 500 ribu ton per tahun, dan akan mencapai tiga juta ton per tahun pada tahap akhir.
Baca juga: Gubernur Kaltara: Kawasan Industri Hijau Indonesia terus berprogres

Pewarta: Muh. Arfan
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023