London (ANTARA) - Amerika Serikat dan Uni Eropa bekerja sama untuk membuat perjanjian tarif baru dengan target produk baja berlebih dari China dan negara lainnya, seperti dilaporkan Bloomberg News pada Kamis.

Langkah-langkah tersebut terutama akan menargetkan impor dari China yang mendapat manfaat dari praktik nonpasar, menurut pemberitaan itu, mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.

Ruang lingkup kebijakan tersebut, yang mencakup negara-negara lain yang dapat menjadi sasaran dan tingkat tarifnya masih dibahas, kata laporan itu.

Perjanjian tersebut akan menjadi bagian dari Pengaturan Global tentang Baja dan Aluminium Berkelanjutan yang telah dinegosiasikan oleh Uni Eropa dan pemerintahan Biden sejak 2021, menurut laporan itu.

"EU dan AS berkomitmen penuh untuk mencapai hasil ambisius dalam negosiasi Pengaturan Global tentang Baja dan Aluminium Berkelanjutan (GSA) pada Oktober 2023," kata seorang juru bicara Komisi. Ia menambahkan bahwa perjanjian apa pun akan tetap mematuhi kewajiban internasional, seperti aturan WTO.

Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat belum menanggapi permintaan Reuters untuk berkomentar.

Pada 2018, Presiden AS Donald Trump mengenakan bea masuk sebesar 25 persen pada impor baja dan 10 persen pada impor aluminium untuk melindungi produsen AS, sehingga memicu perselisihan dagang besar dengan EU.

Pada 2021, keduanya sepakat untuk mengakhiri perselisihan dan bekerja sama dalam pengaturan global.

Kesepakatan tersebut bertujuan untuk membiarkan "volume terbatas" logam produksi EU masuk ke Amerika Serikat tanpa bea masuk, sambil tetap mempertahankan tarif yang disengketakan.

Sumber: Reuters
Baca juga: Uni Eropa akan balas kebijakan tarif baja AS
Baca juga: China tempuh segala cara bersama negara terdampak kebijakan Amerika Serikat
Baca juga: China minta AS "menahan diri" dalam proteksi perdagangan

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023