Damaskus (ANTARA News) - Satu harian pro-Pemerintah Suriah, Ahad, melaporkan banyak tentara yang memerangi gerilyawan di daerah bergolak di Ibu Kota Suriah, Damaskus, telah memperlihatkan gejala pajanan gas kimia.

Dengan mengutip satu sumber medis yang sangat mengetahui, Al-Watan melaporkan banyak prajurit dikirim awal pekan ini ke rumah sakit militer Hamish di Damaskus. Mereka memperlihatkan gejala mereka menghirup gas kimia setelah gerilyawan menembakkan satu bom ke tentara di Permukiman Brzeh di ibu kota Suriah.

Gejala tersebut, katanya, meliputi sesak nafas dan mual, serta menetesnya sejenis cairan putih dari mulut dan hidung korban.

Saat menegaskan tak ada komentar resmi telah dikeluarkan mengenai peristiwa tersebut, surat kabar itu menyatakan lembaga yang terkait memulai penyelidikan mengenai jenis gas itu, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad malam.

Pembicaraan tentang senjata kimia Suriah telah beredar luas baru-baru ini, saat Gedung Putih menyatakan tentaa Suriah "mungkin telah menggunakan senjata kimia, kebanyakan zat sarin, dalam perangnya melawan gerilyawan".

Pemerintah Suriah telah membantah pernyataan semacam itu dan menuduh Washington serta sekutu Baratnya mengemudikan tuduhan terhadap Suriah guna menetapkan panggung mengenai kemungkinan terulangnya skenario Irak.

Surat kabar Al-Watan mengomentari Amerika Serikat sedang berusaha menekan Pemerintah Suriah setelah kemajuan dan kemenangan besar tentara Suriah melawan gerilyawan di beberapa front, yang paling penting di pinggiran Ibu Kota Suriah, Damaskus.

Desember lalu, Suriah memperingatkan gerilyawan mungkin menggunakan senjata kimia dalam perang mereka melawan pasukan Presiden Bashar al-Assad, tapi berkeras pemerintah takkan pernah menggunakan senjata semacam itu pada rakyatnya sendiri.

(C003)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013