Puluhan ekor tukik yang telah dilepasliasrkan bersama pemerintah kabupaten setempat itu adalah penyu jenis chelonia mydas (penyu hijau) karena populasinya mengalami penurunan drastis
Manokwari, Papua Barat (ANTARA) - Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC) bersama Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama melepasliarkan 73 ekor tukik atau anakan penyu di Pantai Wasasar Pulau Roon, Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat.

Kepala Balai Besar TNTC Supartono di Wasior, Ahad  mengatakan bahwa penyu merupakan satwa yang dilindungi sehingga upaya pelestarian perlu dilakukan secara berkala agar menjaga populasi penyu dari ancaman kepunahan.

“Tujuan kita melepaskan anak penyu ini adalah salah satunya adalah untuk menyelamatkan populasi penyu," katanya.

Ia menjelaskan bahwa puluhan ekor tukik yang telah dilepasliasrkan bersama pemerintah kabupaten setempat itu adalah penyu jenis chelonia mydas (penyu hijau) karena populasinya mengalami penurunan drastis.

Tukik tersebut dikembangbiakan oleh kader TNTC yang mendiami Pulau Roon yaitu Adolof Wonenseba dengan menggunakan metode penetasan telur penyu secara semi alami.

“Pak Adolof Wonenseba adalah kader konservasi dari TNTC. Awalnya ada 95 (telur) tapi yang menetas 73 ekor," katanya.

Dia berharap 73 ekor tukik yang sudah dilepasliarkan dapat menambah populasi penyu hijau pada kawasan Taman Nasional Teluk Cendrawasih terutama di perairan Teluk Wondama.

Taman Nasional Teluk Cendrawasih memiliki luasan mencapai 1,453 juta hektare dengan sejumlah keanekaragaman hayati seperti hiu paus, dugong, hiu, penyu, karang dan gugusan pulau yang indah.

"Doakan semoga 73 ekor bisa berkembang di habitat aslinya, dan diharapkan juga kesadaran masyarakat untuk menjaga penyu dari kepunahan," kata Supartono.

Sementara itu, Adolof Wonenseba menerangkan bahwa puluhan ekor tukik yang dilepasliarkan itu telah berusia dua bulan dan pengembangbiakan dilakukan di Kampung Yende, Distrik Roon.

Ia menuturkan telur penyu hijau diperoleh dari Pulau Kom, salah satu pulau di gugusan Kepulauan Auri kemudian dikembangbiakan hingga menetas dengan durasi waktu selama lima bulan.

Pemeliharaan telur-telur penyu harus memperhatikan beberapa hal, misalnya memastikan posisi telur tidak terbalik karena dapat mengakibatkan tukik tersebut gagal menetas.

"Telur diambil lalu disimpan dalam ember berisi pasir dengan kedalaman 50 centimeter sesuai kondisi panas. Kalau lebih dari 50 cm, tidak bisa menetas," kata Adolof.

Pelepasliaran 73 ekor tukik di Pantai Wasasar Pulau Roon turut disaksikan oleh Wakil Bupati Teluk Wondama Andarias Kayukatuy dan Staf Ahli Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Fadjar Hutomo.

Baca juga: Pemkab Wondama dukung pelestarian penyu di kawasan Teluk Cenderawasih

Baca juga: 301 tukik dilepas masyarakat adat Manokwari-Papua Barat ke laut

Baca juga: KKP lepas liarkan 85 tukik di Raja Ampat Papua Barat


 

Pewarta: Fransiskus Salu Weking
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023