London (ANTARA) - Gempa bumi mematikan di Maroko merusak salah satu situs bersejarah terpenting di pegunungan High Atlas, yaitu Masjid Tinmal, sebuah masjid dari tanah dan batu yang dibangun dinasti abad pertengahan yang menaklukkan Afrika Utara dan Spanyol.

Media Maroko memberitakan, sebagian Masjid Tinmal runtuh. Foto-foto daring yang tidak dapat segera diverifikasi oleh Reuters, menunjukkan tembok-tembok yang runtuh, menara yang setengah runtuh, dan tumpukan puing yang besar.

Menanggapi pertanyaan Reuters tentang laporan kerusakan di Tinmal, sumber di Kementerian Kebudayaan Maroko mengatakan "kementerian telah memutuskan untuk memulihkannya dan akan membuat anggaran untuk itu", tanpa memberikan rincian.

Masjid abad ke-12 ini dibangun ketika dinasti Almohad mendirikan ibu kota pertamanya di lembah Atlas yang terpencil sebelum merebut Marrakesh, kemudian memproklamirkan pemimpinnya sebagai Khalifah, dan bergerak melintasi wilayah tersebut dengan didorong oleh semangat keagamaan.

Badan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa, UNESCO, mengatakan pihaknya telah mendengar adanya "kehancuran yang sangat penting terhadap Masjid Tinmal", yang menurut mereka telah diusulkan untuk dicantumkan sebagai salah satu situs Warisan Dunia.

UNESCO menambahkan bahwa pihaknya masih menunggu pengiriman tim untuk menilai kerusakan.

Setidaknya 2.000 orang tewas dalam gempa berkekuatan 6,8 magnitudo tersebut, yang merupakan gempa paling merusak di wilayah tersebut setidaknya sejak tahun 1900.

Gempa tersebut terjadi pada Jumat malam, menghancurkan bangunan-bangunan tradisional di High Atlas dan meruntuhkan rumah-rumah dari batu bata dan lumpur di banyak desa yang dipantau Reuters.

Gempa tersebut juga menyebabkan kerusakan kota tua Marrakesh, sebuah situs Warisan Dunia UNESCO, di mana sebuah menara roboh dan sebagian tembok kota bersejarah runtuh bersama dengan beberapa rumah tradisional.

Sumber: Reuters
Baca juga: Pejabat: Delegasi Geopark Belitung selamat dari gempa dahsyat Maroko
Baca juga: Gempa Maroko: Korban tewas lebih dari 2.000 orang
Baca juga: Reaksi dan bantuan dunia untuk Gempa Maroko

 

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023