Amizmiz, Maroko (ANTARA) - Tim penyelamat berpacu dengan waktu untuk menemukan korban selamat pada Minggu (10/9), sekitar 40 jam pascagempa dahsyat bermagnitudo 6,8 mengguncang Maroko bagian tengah.

Guncangan kuat yang melanda kota kuno Marrakesh pada Jumat (8/9) malam waktu setempat itu sejauh ini telah menewaskan lebih dari 2.000 orang.

Tim penyelamat dikabarkan kesulitan menjangkau sejumlah daerah yang paling terdampak di kawasan Pegunungan Atlas karena jalan yang mengarah ke area tersebut terhalang oleh batu-batu besar yang runtuh.
 
 Gempa bumi mengguncang Maroko. (Xinhua)


Tenda-tenda darurat didirikan untuk menampung penduduk setempat, yang telah menghabiskan dua malam di luar rumah karena takut akan adanya gempa susulan.

"Kami membutuhkan makanan dan tempat berlindung, keduanya merupakan yang paling penting bagi kami untuk saat ini," ujar Amin, tanpa menyebutkan nama lengkapnya, kepada Xinhua.

Dirinya menambahkan bahwa terdampar di ruang terbuka pada malam yang dingin sangat sulit bagi para warga lanjut usia dan anak-anak.

Xinhua melihat tumpukan puing-puing bangunan akibat gempa di sebuah lingkungan permukiman di Amizmiz, sebuah kota kecil di provinsi tersebut.
 
   Gempa bumi mengguncang Maroko (Xinhua)


Jumlah korban tewas bertambah menjadi 2.012 orang, dengan 1.293 orang di antaranya dilaporkan di Al Haouz dan 452 orang di Provinsi Taroudant.

Gempa tersebut menyebabkan sekitar 2.059 orang terluka, dengan 1.404 orang berada dalam kondisi parah, menurut Kementerian Dalam Negeri Maroko dalam laporan terbarunya.
 
   Gempa bumi mengguncang Maroko. (Xinhua)


Gempa bumi mengguncang Maroko pada Jumat pukul 23.11 waktu setempat, atau Sabtu (9/9) pukul 05.11 WIB, pada kedalaman 18,5 km, kata Survei Geologi AS (US Geological Survey).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan lebih dari 300.000 orang di Marrakesh dan sekitarnya terdampak oleh bencana tersebut.

Pewarta: Xinhua
Editor: Bayu Prasetyo
Copyright © ANTARA 2023