Investasi global baru-baru ini di CCS telah mencapai 6,4 miliar dolar AS dan Asia memberikan kontribusi sebesar 1,2 miliar dolar AS
Jakarta (ANTARA) -
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia siap menjadi bagian utama dalam investasi teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon atau carbon capture and storage (CCS) dunia.
 
Luhut menyebut potensi penyimpanan karbon di Indonesia saat ini diperkirakan mencapai 400 giga ton, sehingga menghadirkan peluang bisnis dan investasi yang signifikan bagi negara.

"Investasi global baru-baru ini di CCS telah mencapai 6,4 miliar dolar AS dan Asia memberikan kontribusi sebesar 1,2 miliar dolar AS. Indonesia siap menjadi bagian utama dari investasi teknologi ini," katanya dalam keterangan di Jakarta, Senin.
 
Luhut menyebut Indonesia memiliki potensi dan peluang besar dalam penyimpanan emisi karbon secara permanen melalui teknologi CCS.
 
"Negara-negara ASEAN dengan pertumbuhan ekonomi dan populasi yang terus berkembang memainkan peran penting dalam jejak karbon global. Ketika kawasan ini terus mengalami pertumbuhan industri dan kebutuhan energi yang signifikan, maka penanganan emisi menjadi prioritas. Penangkapan dan penyimpanan karbon menghadirkan teknologi menjanjikan yang telah diterapkan di negara-negara global," tuturnya.
 
Luhut memaparkan bahwa pada awal 2023, ICCS Center mengumumkan visinya mengenai pengembangan potensi CCS di Indonesia.

Sektor CCS pun berkembang pesat, menawarkan investor peluang untuk menjadi yang terdepan dalam industri revolusioner yang menjanjikan keuntungan finansial jangka panjang sekaligus memenuhi tanggung jawab zero emission sebagai izin berinvestasi bagi industri global.
 
Lebih lanjut, Luhut menambahkan bahwa pengembangan pusat CCS di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar karena wilayah ini memiliki sumber daya yang diperlukan dari lokasi penyimpanan CO2 dan lokasi industri yang berdekatan, termasuk mitra dari industri Asia Timur untuk transportasi karbon internasional.
 
"Penerapan pajak karbon regional juga memberikan dorongan ekonomi pada proyek ini. Fasilitas minyak dan gas yang ada mulai dari Aceh, Utara Jawa, Kalimantan, dan pengembangan terbaru di Papua secara teknis layak untuk pengoperasian CCS. Dengan mendorong kolaborasi dan berbagi pengetahuan, kita dapat memanfaatkan potensi penuh CCS untuk mewujudkan masa depan berkelanjutan di Asia Tenggara," ujarnya.
 
Oleh sebab itu, Luhut mengungkapkan International & Indonesia CCS Forum 2023 diharapkan bisa membahas keberhasilan Indonesia lebih lanjut, sekaligus merupakan acara sampingan KTT ASEAN.
 
"Kami yakin bahwa upaya kolektif kami untuk mendefinisikan kerangka peraturan dapat memberikan pesan yang jelas, Indonesia akan menjadi pionir penerapan CCS di tahun-tahun berikutnya," katanya.

Baca juga: IICCS Forum 2023 fokus pada pengembangan dan penerapan teknologi CCS
Baca juga: RI perluas teknologi CCS untuk efisiensi menuju energi bersih
Baca juga: Luhut sebut RI punya 400 giga ton "reservoir" migas untuk tekan emisi

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023