Hasil dari komentar Ueda adalah kenaikan tajam dalam swap Jepang dan imbal hasil obligasi pemerintah
Singapura (ANTARA) - Pasar saham Asia bergerak menyamping pada awal perdagangan Selasa, sementara dolar melemah karena kenaikan baru-baru ini tertahan oleh penolakan dari bank sentral di China dan Jepang saat para investor menunggu data inflasi AS untuk memberi sinyal bahwa suku bunga mungkin telah mencapai puncaknya.

Indeks MSCI yang mencakup saham-saham Asia Pasifik di luar Jepang bergerak datar. Nikkei Jepang terangkat 0,3 persen, pasar menantikan data inflasi AS dan pertemuan Bank Sentral Eropa minggu ini untuk menentukan ekspektasi dan suasana suku bunga.

Yen mencatat hari terbaiknya terhadap dolar dalam dua bulan semalam, setelah Gubernur Bank Sentral Jepang Kazuo Ueda mengatakan para pengambil kebijakan mungkin memiliki informasi ekonomi yang cukup pada akhir tahun untuk menentukan bahwa suku bunga jangka pendek perlu dinaikkan.

Yuan mengalami hari terbaiknya dalam enam bulan setelah pihak berwenang berjanji untuk memperbaiki pergerakan satu arah dan Reuters melaporkan bank sentral telah meningkatkan pengawasan terhadap pembelian dolar.

Namun keduanya masih berada di dekat level terlemahnya tahun ini dan dengan yuan berada di level 7,3022 per dolar pada perdagangan luar negeri dan yen sedikit turun dari level tertinggi Senin (11/9/2023) di 146,68 per dolar.

Obligasi pemerintah Jepang masih berada di bawah tekanan pada Selasa, dengan imbal hasil JGB 10-tahun naik 1 basis poin ke level tertinggi baru di 0,71 persen.

"Hasil dari komentar Ueda adalah kenaikan tajam dalam swap Jepang dan imbal hasil obligasi pemerintah," kata Chris Weston, kepala penelitian di broker Pepperstone di Melbourne.

"(Ini) tentu saja konstruktif untuk aksi beli yen. (Tetapi) saya menahan diri untuk tidak terlalu bersemangat pada tahap ini...di mana tindakan tersebut lebih merupakan masalah jangka menengah - kita tidak akan mendapatkan hasil dari negosiasi upah musim semi hingga April 2024."

Yang juga akan dirilis pada Rabu (13/9/2023) indeks harga konsumen AS, pasar memperkirakan angka-angka AS akan menunjukkan inflasi inti tahunan turun menjadi 4,3 persen pada Agustus meskipun angka utama diperkirakan sedikit meningkat menjadi 3,6 persen.

“Angka yang lebih rendah dari perkiraan dapat memperlambat kenaikan dolar AS, sementara angka yang lebih tinggi berpotensi melemahkan sentimen risiko karena akan memperkuat ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut, dan ini dapat mendorong penguatan dolar,” kata ahli strategi OCBC, Christopher Wong.

Pasar berjangka suku bunga memperkirakan kemungkinan 45 persen kenaikan suku bunga AS lagi pada akhir tahun.

Selera investor terhadap risiko juga akan diuji minggu ini ketika perancang cip Inggris Arm Holdings mencatatkan sahamnya di New York dengan tujuan mengumpulkan dana hampir 5 miliar dolar AS.

Semalam, melemahnya dolar dan peningkatan kinerja Tesla dari analis di Morgan Stanley membantu penguatan pasar saham AS. Tesla melonjak 10 persen. S&P 500 naik 0,7 persen.

Pada awal perdagangan Asia, kontrak berjangka AS tergelincir 0,2 persen.

Dalam perdagangan mata uang lainnya, dolar Australia terbebani oleh penurunan lebih lanjut dalam sentimen konsumen, yang berada di bawah angka netral 100 sejak Maret 2022 – rekor terpanjang sejak resesi pada awal tahun 1990-an.

Aussie, yang menguat pada Senin (11/9/2023) dengan kenaikan yuan, terakhir turun 0,1 persen pada 0,6424 dolar AS. Dolar Selandia Baru juga turun 0,1 persen menjadi 0,5911 dolar AS.

Euro menguat terhadap dolar semalam namun pergerakannya teredam karena investor menarik kembali posisi beli euro menjelang pertemuan ECB pada Kamis (14/9/2023). Perkiraan menyiratkan sekitar 56 persen kemungkinan bahwa pembuat kebijakan akan mempertahankan suku bunganya.

“Ada perasaan bahwa ECB sudah melakukan upaya untuk siklus ini,” kata analis Maybank dalam sebuah catatan kepada kliennya.

"Data PMI baru-baru ini menunjukkan bahwa prospek pertumbuhan bisa memburuk dan menempatkan euro pada risiko penurunan lebih lanjut. Hal ini semakin diperkuat oleh masih adanya ekspektasi terhadap The Fed untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut."

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan patokan stabil di 4,2980 persen.

Di pasar komoditas, minyak mentah berjangka Brent stabil di 90,59 dolar AS per barel. Emas bertahan pada 1.921 dolar AS per ounce, sementara bitcoin tidak disukai dan turun di bawah 25.000 dolar AS untuk pertama kalinya dalam tiga bulan.

Baca juga: Saham Asia dibuka melemah jelang rilis data inflasi AS
Baca juga: Pasar saham Asia dibuka melemah, sementara dolar AS terus menguat

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023