Untuk pabrik smelter kedua berlokasi di Pendingin, Kecamatan Sanga Sanga, Kutai Kartanegara dengan investasi Rp30 triliun oleh PT Kalimantan Ferro Industry (KFI)
Samarinda (ANTARA) - Industri pengolahan dan pemurnian (smelter) berbasis nikel segera dibangun di Kota Balikpapan dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur dengan nilai investasi Rp36,5 triliun.

Wakil Gubernur Provinsi Kaltim Hadi Mulyadi dalam keterangannya di Samarinda, Selasa, menjelaskan pabrik smelter nikel yang pertama berada di Kota Balikpapan, tepatnya di kawasan Kariangau dengan investasi Rp6,5 triliun oleh PT Mitra Murni Perkasa (MMP).

Ia melanjutkan untuk pabrik smelter kedua berlokasi di Pendingin, Kecamatan Sanga Sanga, Kutai Kartanegara dengan investasi Rp30 triliun oleh PT Kalimantan Ferro Industry (KFI).

Baca juga: Menperin apresiasi investasi bahan baku baterai di Kota Balikpapan

"Kami yakin, keberadaan pabrik smelter ini mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kaltim bahkan Indonesia. Dari Kaltim untuk Indonesia," katanya.

Untuk pabrik Smelter Nikel Matte di Kota Balikpapan Barat diketahui telah dimulai pembangunan yang ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Menteri Perindustrian Republik Indonesia Agus Gumiwang Kartasasmita. Rencana pabrik ini akan mengolah bahan baku baterai.

Sementara untuk pabrik smelter di Kukar informasi dalam waktu dekat segera diresmikan pembangunannya.

Guna kelancaran pembangunan dan operasional, Wagub berharap, PT MMP membangun keharmonisan dan kondusifitas dengan masyarakat sekitar.

Baca juga: Malaysia ikut jejak Indonesia proteksi mineral langka

Karena, menurut dia, adanya hubungan yang baik, maka kegiatan perusahaan akan berjalan dengan baik pula.

"Kami yakin, masyarakat dan pemerintah mendukung penuh demi kepentingan serta kemajuan Kaltim dan Indonesia," ungkapnya.

Menteri Perindustrian Republik Indonesia Agus Gumiwang Kartasasmita didampingi Direktur Utama PT MMP Adhi Mustopo mengatakan, pembangunan Smelter Nikel Matte sebagai pendukung industri baterai di Indonesia.

"Investasi MMP ini seratus persen penanaman modal dalam negeri. Dengan harapan mewujudkan industri hilirisasi yang bermanfaat dan mendukung pengembangan industri baterai nasional," jelasnya.

"Target, akhir 2024 konstruksi pabrik selesai, dilanjutkan operasional, serta pengembangan turunannya dan produksi baterai nasional," jelasnya.

Baca juga: Menperin pastikan pemerintahan Jokowi kawal pemenuhan kebutuhan nikel


 

Pewarta: Arumanto
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023