Pengelolaan PLTU Suralaya memiliki berbagai inovasi sehingga dapat menjalankan proses bisnisnya dengan baik. Pengelola PLTU bisa mengeliminasi emisi yang ditimbulkan oleh PLTU
Jakarta (ANTARA) - General Manager PT PLN Indonesia Power (IP) Power Generation Unit (PGU) Suralaya Irwan Edi Syahputra Lubis menyatakan pengelolaan PLTU Suralaya dijalankan dengan baik dan berkelanjutan sehingga bisa mengeliminasi emisi yang ditimbulkan.

PLTU Suralaya, lanjutnya pada webinar bertajuk "Dampak Kualitas Udara PLTU Suralaya" di Jakarta, Selasa, dalam mengoperasikan pembangkit menjunjung tinggi prinsip Enviromental, Social and Governance (ESG) sehingga sangat memperhatikan emisi gas buang dari pembangkit.

"Pengelolaan PLTU Suralaya memiliki berbagai inovasi sehingga dapat menjalankan proses bisnisnya dengan baik. Pengelola PLTU bisa mengeliminasi emisi yang ditimbulkan oleh PLTU," katanya.

Menurut dia, pengelolaan PLTU Suralaya memiliki komitmen untuk berinovasi sehingga beberapa unit utama pembangkit memperoleh Proper Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Hal itu, lanjut Edy Syahputra, karena PLN IP sebagai pengelola telah menerapkan 9R yaitu konsep Refuse, Rethink, Reduce, Reuse, Repair, Refurbish, Remanufacture, Repurpose, Recycle, dan Recover.

"Konsep ini menjabarkan sinergitas upaya pencegahan hingga pengolahan ekses industri," katanya melalui keterangan tertulis.

Baca juga: Mengenal CEMS dan ESP, Teknologi PLN IP Jaga PLTU Rendah Emisi

Baca juga: PLN IP konsisten jaga operasional pembangkit ramah lingkungan


Berdasarkan laporan KLHK pada lima tahun terakhir, tambahnya, PLTU Suralaya secara konsisten mengelola emisi hingga mendekati 100 persen. Pada PLTU tersebut, sudah terpasang alat Electrostatic Precipitator/ESP serta Continuous Emission Monitoring System/CEMS.

Selain itu, pihaknya juga memanfaatkan Fly Ash and Bottom Ash/FABA dari PLTU guna menggerakkan roda ekonomi masyarakat serta membangun infrastruktur desa di sekitar PLTU. Seperti halnya untuk pembangunan jalan, jembatan, paving untuk pencegah banjir, dan tetrapod untuk penahan abrasi.

Inovasi yang dilakukan pengelola, menurut dia, terbukti tidak hanya berdampak pada kinerja perseroan saja, efek yang lebih luas juga dirasakan masyarakat.

Selain itu, pengelola secara aktif juga memastikan ekosistem di sekitar area pembangkit terjaga dengan baik. Indeks Keanekaragaman Hayati terjaga pada level 2-3, yang berarti ekosistem stabil atau tidak ada tekanan pada ekosistem. Langkah tersebut dilakukan dengan membangun penangkaran hewan terancam punah dan melakukan penanaman mangrove.

Menurut dia, inovasi yang dijalankan perseroan saat ini sudah ideal karena tidak hanya memberikan dampak positif bagi bisnis perseroan namun juga dapat dirasakan oleh lingkungan dan masyarakat luas.

Saat ini, Proper Emas dari KLHK untuk PLN diberikan atas kinerja PLTU Priok dan PLTU Lontar, selain itu pada 2022, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yaitu PLTU Tanjung Jati-B, PLTU Suralaya 1-7, PLTU Banten 1 Suralaya, PLTU Lontar, PLTU Pelabuhan Ratu, PLTU Paiton 1-2, PLTU Paiton 9, PLTU Indramayu dan PLTU Rembang.

Kemudian, Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU), yaitu PLTGU Tambak Lorok, PLTGU Perak Grati dan PLTGU Gresik juga menyabet Proper Emas. Lalu, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Gas (PLTDG) Pesanggaran dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang Drajat juga mendapatkan penghargaan Proper Emas.

Baca juga: PLN Indonesia Power menginisiasi Megaproyek Hijaunesia dan Hydronesia

Baca juga: PLN IP siap akselerasi proyek Hijaunesia dengan dukungan dana JETP

 

Pewarta: Subagyo
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023