Ambon (ANTARA) - PT Pelni Cabang Ambon mulai menerapkan pembatasan bagasi penumpang kapal maksimal 40 kilogram dan bagi yang mengalami kelebihan akan dikenakan biaya sebesar Rp2.000 per kilogram.

"Dengan adanya pembatasan bagasi maksimal maka akan dilakukan penimbangan barang bawaan sebelum berangkat, jika ada kelebihan akan dipungut biaya," kata Kepala Operasi Pelabuhan PT Pelni Cabang Ambon Mohammad Assagaff di Ambon, Selasa.

Untuk penerapan kebijakan ini pihaknya menyiagakan petugas untuk mengevaluasi barang-barang apa saja yang masuk kategori kelebihan bagasi dan mana yang masuk kategori kubikasi.

Dia mencontohkan seperti kulkas, selama ini ada saja penumpang yang berangkat membawa naik ke kapal seharusnya itu masuk dalam kategori barang muatan.

"Tetapi dalam waktu dekat kita tetap terapkan hal itu sebab ini aturan, apalagi Pelabuhan Yos Sudarso Ambon sudah masuk tipe A, kemudian Pelni juga sudah sosialisasikan masalah kelebihan bagasi ini sejak tahun lalu," ujarnya.

Ia memahami kalau memang masih banyak calon penumpang yang belum mengetahui hal ini, tetapi Pelni akan tetap melaksanakan.

"Apalagi Pelni sudah ada kerja sama dengan TNI Angkatan laut di Pusat, jadi mereka sudah mengirimkan koordinator di setiap pelabuhan tipe A guna melakukan pengawasan," katanya.

Ia menambahkan kebijakan ini juga untuk membantu PT Pelni mengatasi kebocoran pemasukan perusahaan dengan memperketat kelebihan bagasi.

"Kami juga sudah menyiapkan dua timbangan dan akan ditambah satu lagi dalam waktu dekat," katanya.

Dia menambahkan, aturan ini berlaku untuk semua kapal penumpang, baik kapal milik PT Pelni hingga kapal perintis.

Baca juga: Pelni raih laba bersih Rp113,32 miliar di semester-I 2023
Baca juga: BPH Migas: Penyaluran BBM bersubsidi lewat PELNI strategis
Baca juga: Pelni sebut usulan PMN Rp4 triliun untuk membuat tiga kapal baru

 

Pewarta: John Soplanit
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023