Yogyakarta (ANTARA News) - 37 Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Sabtu, menyalurkan bantuan senilai Rp55 miliar bagi usaha kecil mitra binaan badan usaha milik negara itu di DIY dan Klaten, Jawa Tengah, yang menjadi korban gempa bumi 27 Mei lalu. Bantuan itu diserahkan langsung oleh Menteri Negara BUMN, Sugiharto, melalui Wakil Ketua Paguyuban Perajin Kasongan, Subur Raharjo di pusat industri kerajinan gerabah Kasongan, Kabupaten Bantul. Bersama Sugiharto, sejumlah pimpinan BUMN pemberi bantuan juga hadir diantaranya Dirut BRI Sofyan Basyir dan disaksikan oleh Wakil Gubernur DIY Sri Paku Alam IX, Wakil Bupati Bantul Sumarno, dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Ir Syahbenol Hasibuan. Sugiharto mengatakan bantuan sebesar Rp55 miliar tersebut terdiri dari Rp35 miliar untuk usaha kecil mitra binaan BUMN dan Rp20 miliar untuk bina lingkungan berupa pembangunan fisik dan rehabilitasi pascagempa. "Bantuan ini belum termasuk bantuan yang telah, sedang dan akan diberikan oleh masing-masing BUMN," katanya. Ia menambahkan bantuan tersebut merupakan salah satu bentuk realisasi Program kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang dilaksanakan untuk mewujudkan tanggungjawab sosial BUMN kepada masyarakat. "PKBL BUMN telah mengalokasikan dana dari laba sebesar maksimum 1 persen untuk program bina lingkungan dan sebesar 1 - 3 persen untuk program kemitraan," katanya. Pelaksanaan PKBL ditujukan untuk meningkatkan perkembangan usaha kecil di Indonesia serta perbaikan prasarana umum seperti pendidikan dan kesehatan. Ia mengatakan BUMN juga menyampaikan bantuan pendidikan melalui program bina lingkungan kepada SMU Taruna Nusantara Magelang sebagai bentuk kepedulian BUMN kepada dunia pendidikan. Sementara itu, Wakil Ketua Paguyuban Perajin Kasongan Subur Raharjo mengatakan sejak terjadi gempa bumi 27 Mei lalu hingga saat ini produksi kerajinan gerabah belum berjalan normal karena fasilitas produksi mereka rusak dan kelangsungan usaha sekitar 2.300 perajin terancam. Menurut dia, sebelum terjadi gempa, setiap bulan sentra industri kerajinan gerabah Kasongan mampu mengekspor 90 kontainer produk kerajinan gerabah ke berbagai negara. "Tetapi akibat bencana ini produksi terhenti dan sampai saat ini kerugian diperkirakan mencapai Rp22 miliar," katanya. Karena itu, ia mengharapkan Kementerian BUMN dapat memberikan bantuan pinjaman lunak kepada perajin gerabah Kasongan yang telah kehilangan modal maupun peralatan produksi akibat gempa. Dia berjanji akan mengembalikan pinjaman itu sesuai dengan perjanjian yang ada. "Kami mohon ini diprioroitaskan karena jika kami tidak segera berproduksi, buyer dikhawatirkan pindah ke negara lain sehingga kami kehilangan pasar," katanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006