Yogyakarta (ANTARA News) - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tengah merenovasi tanggul-tanggul sungai yang rusak akibat gempa bumi 27 Mei lalu, untuk mengantisipasi aliran lahar dingin yang keluar dari Gunung Merapi. "Jika sampai musim hujan nanti tanggul tersebut belum diperbaiki akan sangat berbahaya. Karena itu kelancaran arus air harus dijaga dan tebing dan tanggul yang rusak perlu cepat diperbaiki," kata Kepala Dinas Permukiman dan Prasaranan Wilayah (Kimpraswil) Kota Yogyakarta, Ir Eko Suryo, Senin. Menurut dia, sifat material Merapi yang berat jenisnya lebih dari satu akan mampu mengangkat bebatuan besar, dan jika tanggul tidak kuat dikhawatirkan aliran lahar akan meluap dan merusak permukiman sekitarnya. "Apalagi saat ini beberapa tanggul dan tebing rusak atau retak akibat bencana gempa sehingga harus sesegera mungkin diantisipasi dengan melakukan penguatan tanggul tersebut," katanya. Sejumlah tebing dan tanggul yang dinilai rawan tersebut terdapat di sepanjang bantaran Sungai Winongo, Gajah Wong dan Code. "Tetapi yang paling berbahaya adalah Sungai Code karena melalui permukiman padat di tengah kota, bahkan beberapa tahun lalu banjir lahar dingin melintasi sungai tersebut," katanya. Dia mengatakan, perbaikan ini diharapkkan dapat selesai sebelum musim hujan, dan untuk mempercepat penyelesaian fasilitas tersebut pihaknya mengalihkan anggaran program yang kurang mendesak untuk pendanaan perbaikan talud dan tebing sungai. "Beberapa proyek perbaikan yang kurang mendesak seperti pembuatan trotoar atau pelebaran persimpangan jalan untuk sementara kami alihkan dulu untuk perbaikan aliran sungai," ujar dia. Dia menambahkan, untuk perbaikan talud dan tebing sungai diperkirakan membutuhkan biaya sekitar Rp5 miliar, sedangkan dari dana pengalihan beberapa proyek baru terkumpul sekitar Rp1,1 miliar. "Kekuarangan anggaran ini kami harapkan dapat dipenuhi melalui perubahan APBD 2006 yang akan diusulkan eksekutif ke DPRD Kota Yogyakarta," sambungnya. Selain itu, katanya, Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta juga akan memasang sekitar 22 generator listrik dengan tenaga disel di sejumlah titik sepanjang aliran ketiga sungai tersebut untuk mengantisipasi pemadaman aliran listrik dari PLN. "Biasanya jika terjadi banjir atau bencana, PLN melakukan pemadaman aliran listrik untuk menghindari `korsleting`. Untuk itu kami juga akan memasang generator pada 22 titik aliran sungai untuk membantu penerangan terutama saat evakuasi korban dan perenangan lokasi," katanya. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006