Beijing (ANTARA) - China dan Indonesia mempererat jalinan kolaborasi ekonomi yang terindikasi dengan pesatnya kemajuan berbagai proyek kerja sama Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road).

Pada Pameran Investasi dan Perdagangan Internasional China (China International Fair for Investment and Trade/CIFIT) ke-23 yang ditutup pada Senin (11/9), empat usaha baru telah ditandatangani dan akan diluncurkan di Zona Investasi Yuanhong di Kota Fuzhou, China timur, yang merupakan lokasi kawasan industri China untuk proyek "Dua Negara, Taman Kembar" (Two Countries, Twin Parks) antara China dan Indonesia.

Keempat kesepakatan tersebut melibatkan sejumlah bidang bisnis antara lain grosir produk akuatik, perikanan, dan pengolahan hasil laut Indonesia. Otoritas Fuzhou mengatakan bahwa kesepakatan-kesepakatan ini akan memberikan momentum baru bagi kerja sama China-Indonesia.

Perkembangan ini menyusul janji yang dibuat China pada pekan lalu untuk menjadikan Koridor Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Corridor/RCEC) dan "Dua Negara, Taman Kembar" sebagai proyek unggulan baru dalam kerja sama Sabuk dan Jalur Sutra.

Kawasan industri China tersebut secara resmi didirikan di Zona Investasi Yuanhong setelah mendapat persetujuan dari Dewan Negara China pada Januari tahun ini, dan sejak saat itu telah membukukan kemajuan yang stabil.

Dua pameran bisnis yang digelar di Jakarta pada Februari dan Mei lalu, secara bersama-sama menghasilkan 36 kesepakatan senilai sekitar 64,8 miliar yuan atau sekitar 9 miliar dolar AS, sementara pameran bisnis lainnya yang digelar di Fuzhou pada Mei berhasil menyepakati 10 proyek dengan total investasi sebesar 4,55 miliar yuan.

"Dua Negara, Taman Kembar" merupakan model baru kerja sama internasional yang menampilkan dua negara yang membangun kawasan industri di wilayahnya masing-masing dan bersama-sama memfasilitasi pembangunan. Proyek dengan Indonesia ini mencakup tiga kawasan industri lainnya di Indonesia, yaitu Kawasan Bintan Industrial Estate, Kawasan Industri Aviarna, dan Kawasan Industri Terpadu Batang.

Sejumlah pelaku industri mengatakan bahwa proyek ini dapat menawarkan lebih banyak peluang kepada perusahaan-perusahaan dengan mendorong perdagangan. "Proyek ini dapat membantu kedua negara menerima standar industri masing-masing, memperlancar aliran talenta dua arah dan saling melengkapi satu sama lain dalam rantai industri," ujar Shi Jie, Wakil Ketua Saneheld (Fuqing) Food Co., Ltd.

Kolaborasi perusahaan tersebut dengan perusahaan Indonesia menghasilkan basis perikanan dengan produksi harian sebesar 50 ton.

Perusahaan itu mengatakan bahwa mereka sedang membangun sebuah pabrik pengolahan ikan cincang di Indonesia, dengan rencana peluncuran pada 2024. Di masa depan, perusahaan ini akan bekerja sama dengan sejumlah mitra Indonesia untuk mengembangkan rantai industri yang lengkap mulai dari penangkapan ikan hingga pergudangan untuk menciptakan setidaknya 5.000 lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia.

Terkait proyek antara China dan Indonesia, pemerintah Fuzhou memperkirakan lima bidang kerja sama rantai industri, yaitu perikanan laut, pertanian tropis, industri ringan, permesinan dan elektronik, serta pertambangan ramah lingkungan. Saat ini, pemerintah China tengah berupaya untuk menginisiasi 45 usaha dengan total investasi sekitar 63,6 miliar yuan.

Hasil dari proyek "Dua Negara, Taman Kembar" ini tercapai berkat ikatan ekonomi China-Indonesia yang terus berkembang selama satu dekade terakhir, setelah peluncuran Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI).

China telah menjadi mitra dagang terbesar Indonesia selama 10 tahun berturut-turut. Pada 2022, perdagangan bilateral kedua negara mencapai 149,1 miliar dolar AS, naik 19,8 persen secara tahunan (year on year/yoy).

"Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra ini menandai titik balik dalam hubungan Indonesia-China, mengatalisasi fokus baru pada sinergi bisnis dan ekonomi," kata Fajar B. Hirawan, kepala departemen ekonomi di Centre for Strategic and International Studies (CSIS), seperti yang ditulis dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada Agustus lalu.

Pasar China yang luas dan lokasi geografis Indonesia yang strategis telah membuka jalan bagi peningkatan perdagangan dan investasi, yang mendorong integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik, tulisnya.

Sejumlah pakar mengatakan bahwa area kerja sama di masa depan dapat berpusat pada energi bersih, industri biokimia, kecerdasan buatan, dan perikanan laut.

Sepuluh tahun berjalan sejak pembentukan BRI dan kemitraan strategis komprehensif China-Indonesia, kedua negara tersebut memiliki lebih banyak kesamaan kepentingan di tingkat bilateral, regional, dan global dibandingkan sebelumnya, dan kerja sama menjadi semakin penting, demikian menurut Zou Zhiqiang, seorang peneliti dari Institute of International Studies di Universitas Fudan.

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023