Tripoli (ANTARA) - Jumlah korban jiwa akibat banjir dahsyat yang menerjang Kota Derna, Libya timur bertambah menjadi 3.060 orang, sementara 5.200 lainnya masih hilang hingga Selasa (12/9).

"Otoritas telah mengebumikan 2.800 jenazah usai pihak keluarga mengidentifikasi mereka, sedangkan 260 jenazah yang belum teridentifikasi masih berada di rumah sakit kota itu," kata  Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Libya, Tareq Al Kharraz, yang berbasis di wilayah timur tersebut kepada Xinhua.

Gempa itu terjadi pada pada Minggu (10/9).

Al Kharraz memaparkan sebanyak 5.200 orang hilang, seraya menekankan bahwa jumlah korban jiwa yang sesungguhnya mungkin jauh lebih tinggi, mengingat operasi pencarian dan penyelamatan masih berlangsung dan jenazah tambahan terus ditemukan dari berbagai lokasi di kota itu.
 
 (Xinhua)


Menurut sejumlah laporan media, bantuan dan upaya penyelamatan mulai tiba di Derna pada Selasa, lebih dari 36 jam setelah bencana menerjang kota pesisir tersebut.

Banjir menyebabkan kerusakan parah atau kehancuran total pada banyak akses jalan menuju kota yang ditinggali sekitar 89.000 warga itu.

Selain itu, Tamer Ramadan, utusan Libya yang mewakili Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah pada Selasa mengatakan dalam sebuah pertemuan PBB bahwa dirinya yakin masih ada sedikitnya 10.000 orang yang belum ditemukan di daerah-daerah yang dilanda banjir.

Banjir dahsyat itu dipicu oleh badai Mediterania yang mendarat di Libya timur pada Minggu, mengakibatkan banjir yang meluas dan kerusakan ekstensif pada infrastruktur di sepanjang jalurnya.

Presiden Dewan Kepresidenan Libya Mohamed Menfi pada Senin (11/9) mendesak bantuan internasional untuk menangani dampak banjir tersebut, menyatakan kota Derna, Al Bayda, dan Shahhat sebagai daerah-daerah yang sangat membutuhkan bantuan.

Pewarta: Xinhua
Editor: Bayu Prasetyo
Copyright © ANTARA 2023