Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan PT BTI Indo Tekno membeli sistem evakuasi kapal selam (SRVS) buatan perusahaan Inggris, Submarine Manufacturing & Products (SMP) untuk memperkuat armada TNI Angkatan Laut.

Kepala Biro Hubungan Masyarakat (Karo Humas) Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI Brigjen TNI Edwin Adrian Sumatha menyebut nilai kontrak pembelian itu mencapai 100 juta dolar AS atau sekitar Rp1,5 triliun.

“Paket (pembelian) mencakup satu unit kapal selam penyelamat (SRV-F Mk.3), satu unit mothership dan kelengkapan lainnya (decompression chamber, launch and recovery system, air transportability equipment, dan remotely operated vehicle),” kata Edwin kepada wartawan di Jakarta, Kamis.

Dia menjelaskan SRVS (submarine rescue vehicle system) berfungsi untuk menyelamatkan dan evakuasi kapal selam yang karam. Kontrak pembelian itu ditandatangani oleh Kemhan RI dan PT BTI Indo Tekno pada 1 September 2023.

Kemudian tindak lanjutnya, PT BTI Indo Tekno, yang merupakan bagian dari industri pertahanan RI, meneken kerja sama pemenuhan kontrak pengadaan SRVS, bersama SMP Ltd dan Houlder Ltd di atas kapal perang fregat tipe-23 milik Inggris, HMS Iron Duke, pada sela-sela acara pameran Defence and Security Equipment International (DSEI) Expo di London pada 12 September 2023. Acara penandatanganan dokumen kerja sama itu disaksikan juga oleh Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kemhan RI Mayjen TNI Muhammad Fadjar, Utusan Perdagangan Inggris untuk Indonesia dan ASEAN Richard Graham, Ketua Tim Pelaksana Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Letjen TNI (Purn.) Yoedhi Swastanto, dan Kepala Divisi Dirgantara dan Pertahanan Inggris Pat Cauthery.

Kapal selam SRV-F Mk.3 itu nantinya dibuat di Inggris.

Edwin menjelaskan SRV-F Mk.3 merupakan salah satu SRVS paling canggih di dunia.

“Dengan berpegang pada prinsip One Out, All Out, SRV-F Mk.3 mampu menyelamatkan hingga 50 awak kapal selam sekaligus, memungkinkan evakuasi total seluruh awak dari kapal selam sekelas Nagapasa dan Tipe 214 dalam operasi penyelamatan tunggal. SRV-F Mk.3 juga mengadopsi desain hybrid sehingga itu memungkinkan untuk diangkut pesawat udara,” kata Karo Humas Setjen Kemhan RI dalam siaran resmi Kemhan RI.

Desain hibrida (hybrid) itu memungkinkan sistem bekerja lebih fleksibel dan lebih responsif dibandingkan dengan sistem evakuasi konvensional.

Mothership (MOSHIP) yang menjadi bagian SRVS juga dilengkapi dengan peralatan pendukung berteknologi tinggi, termasuk di antaranya ruangan Transfer Under Pressure (TUP) dan ruangan dekompresi on-board. Dua ruangan itu memungkinkan petugas evakuasi langsung memberikan pertolongan medis dan perawatan kepada awak kapal selam.

“Penandatanganan kontrak pengadaan SRVS merupakan salah satu bukti keseriusan Menteri Prabowo Subianto dan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia untuk mendukung modernisasi alutsista di TNI Angkatan Laut. Dengan penandatanganan kontrak SRVS tersebut, Indonesia akan menjadi operator SRVS tercanggih di kawasan, mendongkrak kemampuan dan kesiapan tempur armada kapal selam Indonesia, dan menjamin keselamatan kru yang mengoperasikannya,” kata Edwin.
Baca juga: Alugoro-405, "senjata penyelam" terbaru RI
Baca juga: RI Beli Kapal Selam Buatan Rusia
Baca juga: Anggota DPR sarankan audit sistem MRO kapal selam
Baca juga: Komisi I DPR RI apresiasi proyek pembangunan kapal selam PT PAL
Baca juga: Kasal: KRI Nanggala-402 layak ikut latihan tempur sebelum karam

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023