Surabaya (ANTARA) - Ratusan pasangan mendaftar program nikah massal yang digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Jawa Timur, pada 19-20 September 2023.

Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Surabaya Eddy Christijanto di Surabaya, Kamis, mengatakan agenda nikah massal pekan depan merupakan yang ketujuh yang dilaksanakan melalui program "Layanan Online Terpadu One Gate System antara Dispendukcapil Surabaya, Pengadilan Agama, dan Kantor Kementerian Agama Surabaya" (Lontong Kupang) sejak tahun 2021.

"Pasangan yang isbat nikah sebanyak 271 pasangan dan yang nikah umum delapan pasangan," katanya.

Eddy mengatakan pelaksanaan nikah massal tidak menggunakan alokasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Surabaya.

Seluruh biaya pelaksanaan nikah massal, kata dia, murni dari hasil kolaborasi para pemilik usaha wedding organizer di Surabaya.

"Ada yang sebagai event organizer khusus dekorasi pengantin, hiburan, dan katering. Semuanya dicukupi oleh teman-teman paguyuban di Surabaya," ujarnya.

Baca juga: 59 pasangan pengantin nikah massal di Surabaya

Ia menjelaskan pelaksanaan nikah massal itu dilakukan guna memberikan kepastian hukum kepada pasangan yang sebelumnya sudah melakukan pernikahan secara agama, namun belum dicatat sah berdasarkan catatan negara.

"Isbat nikah itu bukan menikahkan baru, tetapi mencatat kalau mereka sudah nikah, mungkin empat tahun lalu, 10 tahun lalu atau 30 tahun lalu," kata dia.

Kemudian Dispendukcapil juga melakukan pembaruan pada status pernikahan yang tertera di KTP dan KK masing-masing peserta nikah massal, sekaligus menerbitkan buku pernikahan.

"Ketika mereka sudah punya anak, maka anaknya segera dibuatkan akta kelahiran atas nama bapak dan ibunya," kata dia.

Ia menemukan adanya warga yang hendak berangkat menunaikan ibadah haji namun tidak bisa terlaksana, lantaran terbentur persoalan akta saat mengurus paspor.

Eddy menyebut kendala itu karena pernikahan orang tua dari warga tersebut belum tercatat resmi secara negara.

"Insya Allah, anaknya bisa dibuatkan akta dan bisa berangkat bersama bosnya. Kami memberikan kepastian kepada warga terhadap catatan-catatan penting yang harus dicatatkan kepada negara," katanya.

Baca juga: 79 pasangan pengantin Surabaya ikuti nikah massal

Dia menambahkan, ratusan peserta nikah massal sudah melaksanakan sekolah calon pengantin yang digelar oleh Pemkot Surabaya.

"Kami berikan pemahaman dari sisi ketahanan keluarga, kesehatan, hubungan rumah tangga supaya tidak terjadi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)," ucapnya.

Acara yang digelar pada pekan depan juga diikuti pasangan suami istri peserta nikah massal tertua.

"Pasangan tertua, suami berusia 77 tahun dan istri 68 tahun. Anaknya empat orang dan cucunya 11 orang," katanya.

Koordinator Pengusaha Jasa Pernikahan Malik Atmaja menyebut nikah massal yang diikuti ratusan pasangan merupakan bentuk tanggung jawab sosial dari para pelaku usaha perencana pernikahan kepada warga Kota Surabaya.

"Kami gotong royong, ada asosiasi pernikahan, asosiasi dekorasi, asosiasi katering, asosiasi pembawa acara, asosiasi make up, dan asosiasi musik," ucapnya.

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Asosiasi Pengusaha Dekorasi Indonesia (Aspedi) Jawa Timur Sumitro mengatakan sebanyak 146 pengusaha dekorasi pernikahan siap merancang nikah massal dengan konsep mewah.

Baca juga: Kemenag Jombang gelar nikah massal

"Kami buat dekorasinya seperti pernikahan artis atau selebritis. Pokoknya terbaik untuk masyarakat Surabaya," ucapnya.
 

Pewarta: Abdul Hakim/Ananto Pradana
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023