Jakarta (ANTARA News) - Nilai ekspor pada Mei 2006 mencapai 8,34 miliar dolar AS atau naik 9,79 persen dibanding ekspor April 2006 sebesar 7,60 miliar dolar AS yang artinya rekor tertinggi dalam sejarah Indonesia. "Perlu dicatat bahwa ekspor bulan Mei adalah ekspor tertinggi yang pernah kita alami di republik ini. Inilah angka tertinggi yang pernah dicatat oleh ekspor kita 8,34 milar dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik, Rusman Heriawan, di Jakarta, Senin. Selama Januari-Mei 2006, nilai ekspor mencapai 38,39 miliar dolar AS atau naik 13,40 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, yaitu 33,85 miliar dolar AS. Bahkan, menurut Kepala BPS yang baru dilantik pada akhir Juni lalu itu, dengan pencapaian 38,39 miliar dolar AS hanya dalam lima bulan tersebut, pihaknya memperkirakan hingga akhir tahun 2006 ekspor Indonesia akan bisa mendekati 100 miliar dolar AS, yang adalah angka psikologis bagi ekspor Indonesia. "Hitung-hitungan saya, angka 90 miliar dolar akan bisa terlampaui (pada akhir tahun nanti, red) dan pada 2007 mudah-mudahan angka 100 miliar bisa kita capai," katanya. Dia menambahkan pencapaian yang luar biasa tersebut akan bisa dicapai karena kenaikan ekspor produk-produk yang berbasis sumber daya alam. "Kontribusi tembaga dalam 5 bulan sudah menambah 776 juta dolar AS, kalau di akhir tahun bisa bertambah lebih dari 1 miliar dolar AS. Lemak, CPO sekarang 360 juta dolar AS, berarti kalau 1 tahun bisa sekitar 800 juta dolar AS. Bahan bakar mineral batubara, sekarang 660 juta dolar AS, berarti bisa mencapai 1,2-1,5 miliar pertambahannya dalam 1 tahun," katanya Ekspor Nonmigas pada Mei 2006 mencapai 6,55 miliar dolar AS atau naik 10,52 persen dibanding April 2006, 5,93 miliar dolar AS. Sedangkan ekspor nonmigas pada Januari-Mei 2006 mencapai 29,78 miliar dolar AS atau meningkat 12,22 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Peningkatan ekspor nonmigas terbesar terjadi pada sektor bijih, kerak, dan abu logam sebesar 113,0 juta dolar AS, sedangkan penurunan terbesar pada sektor nikel sebesar 42,2 juta dolar AS. Ekspor nonmigas ke AS pada Mei 2006 mencapai angka terbesar yaitu, 910,1 juta dolar AS, disusul Jepang 886,0 juta dolar AS dan Singapura 695,1 juta dolar AS dengan kontribusi ketiganya mencapai 38,02 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (25 negara) sebesar 904,7 juta dolar AS. Menurut sektor, ekspor hasil pertanian periode Januari-Mei 2006 meningkat 18,48 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, demikian pula dengan ekspor hasil industri serta hasil tambang naik masing-masing sebesar 10,18 persen dan 25,98 persen. Sedangkan ekspor migas Mei 2006 mencapai 1,789 miliar dolar AS atau naik 7,22 persen dari bulan sebelumnya 1,668 miliar dolar AS. "Kenaikan ekspor migas disebabkan meningkatnya ekspor hasil minyak 7,22 persen menjadi 227,2 juta dolar AS, ekspor gas naik 13,95 persen menjadi 933,9 juta dolar AS, dan ekspor minyak mentah turun 1,43 persen menjadi 628,0 juta dolar AS," katanya. Harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia naik dari 68,92 dolar AS per barel pada April menjadi 70,01 dolar AS per barel pada Mei. Sementara itu, nilai impor Indonesia pada Mei 2006 mencapai 5,06 miliar dolar AS atau naik 6,49 persen dibanding April 2006 sebesar 4,75 miliar dolar AS. Sedangkan selama Januari-Mei, nilai impor mencapai 23,24 miliar dolar AS atau turun 2,12 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar 23,64 miliar dolar AS. Impor nonmigas pada Mei 2006 mencapai 3,37 miliar dolar AS atau naik 0,81 persen dibanding impor April 2006 sebesar 3,34 miliar dolar AS, sedangkan selama Januari-Mei 2006 mencapai 16,34 miliar dolar AS atau turun 3,89 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 17,0 miliar dolar AS. Impor migas pada Mei mencapai 1,69 miliar dolar AS atau naik 19,94 persen dibanding April 2006 sebesar 1,41 miliar dolar AS, sedangkan selama Januari-Mei mencapai 6,80 miliar dolar AS atau naik 2,39 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 6,64 miliar dolar AS.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006