Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia menilai, kendati lembaga pemeringkat internasional Standard and Poors (S&P) menurunkan outlook peringkat utang Indonesia dari BB+ menjadi BB+ dengan outlook stabil, fundamental ekonomi Indonesia tetap terjaga baik.

"S&P kan melihat, ya ini kan artinya S&P punya pendapat, dan kita juga punya pendapat sendiri bahwa Bank Indonesia melihat ekonomi Indonesia tetap terjaga dengan baik," kata Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah di Jakarta, Jumat.

Halim mengaku optimistis perekomian masih kuat secara jangka panjang dan secara fundamentarl tidak banyak berubah kendati ada ekspektasi terkait kebijakan-kebijakan baru pemerintah.

"Fundamental ekonomi kita tidak terlalu buruk-buruk amat, perekonomian global dan kawasan Asia sudah menunjukkan perbaikan, kinerja ekspor kita juga sudah sedikit membaik," ujar Halim.

Beberapa pasar yang tadinya diprediksi BI  tertekan ternyata sudah menunjukkan tanda-tanda membaik, sementara dari sisi perbankan yang menjadi jangkar stabilitas juga dinilai masih baik.

"Tidak ada masalah. Likuiditas baik, modal baik, NPL (kredit bermasalah) terjaga, dan berbagai faktor keuangan kita masih baik," kata Halim.

Sedangkan inflasi diperkirakan agak sedikit naik namun itu lebih disebabkan oleh permainan ekspektasi.

Halim menambahkan, dengan fundamental ekonomi Indonesia seperti itu seharusnya S&P memberikan status investment grade seperti diberikan Fitch dan Moody`s.

"Kan ada tiga lembaga pemeringkat yang memberi status investment grade.  Tetapi S&P saya tidak tahu apa yang menjadi pertimbangan mereka, tapi menurut saya seharusnya kita sudah investment grade," ujar Halim.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013