"Misalnya ada pembeli dari Malaysia atau Singapura mereka bisa langsung bayar ke rekening penjual karena semuanya dilakukan online," kata Pandu saat dihubungi ANTARA, di Jakarta, Jumat.
Selain kemudahan pembayaran melalui ketersediaan ASEAN QR Code, menurut Pandu, kehadiran e-commerce juga akan membuka akses pasar ke berbagai negara ASEAN.
Pandu mengatakan bahwa ASEAN QR Code saat ini sudah berjalan di lima negara di antaranya Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.
Pembayaran menggunakan ASEAN QR Code, kata Pandu, akan lebih murah, aman, dan nyaman dibandingkan pembayaran lain.
"Pembayaran langsung dari telepon genggam anda jadi tidak perlu menggunakan kartu kredit atau jenis pembayaran lain yang ada biaya layanan di kedua belah pihak," kata Pandu.
Ia menyampaikan bahwa infrastruktur penggunaan ASEAN QR Code di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand semakin baik dan diiringi dengan penyebaran infrastruktur yang merata.
"Hanya (tantangannya) tentang interoperability atau operasi antar sistem," kata Pandu.
Pandu menjelaskan bahwa para pihak swasta dari lima negara yang telah bergabung dalam kerja sama ASEAN QR Code saat ini masih terus melakukan penjajakan untuk memaksimalkan penggunaan barcode lintas negara tersebut.
"Ini langkah awal untuk bisa lebih banyak kerja sama secara bisnis, baik itu bisnis besar ataupun bisnis UMKM antarnegara ASEAN," kata Pandu.
Ia mengatakan bahwa ASEAN QR Code ditargetkan bisa diterapkan di seluruh negara ASEAN. Namun sebagai langkah awal, ia ingin memastikan pembayaran lintas batas tersebut bisa diimplementasikan secara maksimal di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.
ASEAN QR Code merupakan warisan dari ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) pada keketuaan Indonesia dalam KTT ASEAN 2023.
Baca juga: Indonesia harap pembayaran QR Code diperluas ke negara Indo-Pasifik
Baca juga: QR code dan mata uang lokal ASEAN perlu dibahas tuntas
Pewarta: Rina Nur Anggraini
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2023