Kebakaran menjadi penyumbang terbesar kerugian pada bencana yang terjadi sepanjang 2023 ini
Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi mencatat sepanjang 2023, total kerugian akibat bencana yang terjadi di Kota Sukabumi terhitung dari Januari hingga Agustus mencapai Rp4,67 miliar.

"Kebakaran menjadi penyumbang terbesar kerugian pada bencana yang terjadi sepanjang 2023 ini," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami di Sukabumi, Jumat, (15/9).

Adapun rincian dampak kerugian dari kejadian bencana kebakaran permukiman Rp1,92 miliar, tanah longsor Rp1,87 miliar, cuaca ekstrem Rp630 juta, banjir Rp208 juta dan angin topan atau puting beliung mencapai Rp38,4 juta.

Baca juga: Kerugian sektor pertanian akibat banjir Karawang sekitar Rp2,6 miliar

Sementara untuk kecamatan yang paling besar mengalami kerugian adalah Kecamatan Cikole mencapai Rp1,3 miliar, disusul Kecamatan Citamiang Rp1,2 miliar, kemudian Kecamatan Lembursitu Rp1,05 miliar,

Selanjutnya, Kecamatan Gunungpuyuh Rp593 juta, Kecamatan Baros Rp358 juta, Kecamatan Warudoyong Rp81 juta dan terakhir Kecamatan Cibeureum mencapai 58 juta. Total kerugian berasal dari 87 kejadian bencana dari Januari hingga Agustus.

Zulkarnain mengatakan untuk rincian kejadian bencana yakni angin topan sebanyak enam kejadian, banjri delapan kejadian cuaca ekstrem 23 kejadian, kebakaran permukiman 23 kejadian dan tanah longsor 27 kejadian.

Sementara kejadian bencana setiap bulannya pada Januari satu kejadian, Februari 16 kejadian, Maret 25 kejadian April 10 kejadian. Mei 11 kejadian, Juni 10 kejadian, Juli delapan kejadian dan Agustus enam kejadian.

Baca juga: BPBA sebut kerugian akibat bencana di Aceh capai Rp149 miliar

"Kejadian bencana yang terjadi sepanjang 2023 ini tidak menimbulkan korban jiwa, hanya saja ada tujuh korban luka ringan, satu luka berat dan 46 jiwa terdampak bencana. Kemudian untuk bangunan yang terdampak rusak berat sebanyak 13 unit, rusak sedang 26 unit dan rusak ringan 98 unit.
" tambahnya

Di sisi lain, Zulkarnain mengatakan pada September ini bencana yang terjadi kemungkinan besar adalah kebakaran baik permukiman maupun lahan atau hutan. Kemarau panjang ini juga mengakibatkan enam kecamatan dari tujuh kecamatan terdampak krisis air bersih, hanya Kecamatan Citamiang saja yang belum ada laporan warganya kesulitan mendapatkan air bersih.

Maka dari itu, pihaknya mengimbau kepada warga untuk tidak melakukan aktivitas yang berpotensi terjadi bencana kebakaran seperti membakar sampah ataupun lahan, kemudian selalu memeriksa kondisi kompor saat hendak meninggalkan rumah serta memastikan jaringan listrik benar-benar aman dengan melakukan pemeriksaan secara berkala.

Baca juga: Pemkab Kupang sebut kerugian akibat badai seroja capai Rp1,3 triliun

Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023