Analis mengatakan bahwa meningkatnya minat pada aset-aset berisiko di Eropa adalah sebagian penyebab pembalikan tajam kenaikan greenback setelah rilis data sektor ketenagakerjaan, lapor AFP.
Pada 21.00 GMT (Sabtu 04.00 WIB), euro berada di 1,3116 dolar, naik dari 1,3063 dolar. Mata uang tunggal sebagian besar diperdagangkan di atas tingkat 1,3110 dolar sepanjang hari, kecuali sempat sesaat turun menjadi 1,3062 dolar segera setelah Departemen Tenaga Kerja merilis data lapangan pekerjaan untuk April.
Departemen melaporkan ekonomi AS menambahkan 165.000 pekerjaan pada April, dan merevisi naik tajam angka untuk dua bulan sebelumnya, membantu mengirim tingkat pengangguran turun 10 poin menjadi 7,5 persen.
Data menawarkan gambaran situasi lapangan pekerjaan yang secara signifikan lebih cerah, yang seolah-olah akan berubah menjadi reli dolar yang berkelanjutan, kata para analis.
"Tetapi pemulihan euro yang material menunjukkan pedagang tidak cukup siap untuk mendorongnya ke posisi terendah baru, meskipun ada tanda-tanda kenaikan dalam ekonomi AS," kata David Rodriguez dari DailyFX.
"Pergerakan substansial di pasar obligasi pemerintah global yang menceritakan sebagian besar kisah euro: investor yang haus imbal hasil mendorong obligasi 10-tahun pemerintah Yunani di bawah 10 persen untuk pertama kalinya dalam hampir tiga tahun," katanya.
"Kita tidak bisa mengklaim bahwa krisis ekonomi dan fiskal berakhir di kawasan euro, namun pasar keuangan global yang naik mendorong pengambilan risiko -- sangat menguntungkan euro terhadap `safe haven` dolar AS."
Dolar berhasil menguat atas yen, didorong kembali menjadi 99,00 yen, dari 97,93 yen pada Kamis, sementara euro naik menjadi 129,80 yen dari 127,93 yen.
Pound Inggris juga menguat terhadap dolar, menjadi 1,5572 dolar dari 1,5531 dolar, sementara dolar sedikit lebih tinggi terhadap franc Swiss, di 0,9348 franc. (A026)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013
