Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perdagangan Indonesia dengan China membukukan surplus sebesar 300 juta dolar AS pada bulan Agustus 2023, setelah bulan sebelumnya mencatatkan defisit lebih dari setengah miliar dolar AS. Kinerja ini ditopang peningkatan nilai ekspor ke negara tersebut sementara impor menurun.

"Kita melihat ekspor ke China masih cukup solid," kata Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam paparannya pada Jumat (15/9), "Permintaan dari pasar China tetap tumbuh positif."

Khusus untuk ekspor nonmigas mengalami kenaikan 9,4 persen dari bulan sebelumnya, terutama berkat meningkatnya pengiriman komoditas lemak dan minyak hewani atau nabati serta besi dan baja. China menyerap seperempat dari total nilai ekspor dan masih konsisten menjadi negara mitra dagang utama bagi Indonesia.

Dari sisi impor, China juga masih menjadi pemasok utama bagi Indonesia yang berkontribusi hampir sepertiga secara nilai. Nilai impor pada Agustus tercatat 5,25 miliar dolar AS, yang terdiri atas 5,19 miliar dolar AS impor nonmigas dan sisanya 60 juta dolar AS berupa impor migas.

Nilai impor dari China turun 7 persen dari bulan sebelumnya terutama untuk komoditas mesin dan perlengkapan elektrik, kapal dan struktur terapung, serta besi dan baja.

Sementara, secara keseluruhan ekspor impor Indonesia ke semua negara mencatatkan surplus sebesar 3,12 miliar dolar AS pada Agustus 2023.

Ekspor ke sebagian besar negara mitra dagang utama seperti China, Amerika Serikat, dan India mengalami peningkatan, sementara impor turun, terutama yang berasal dari China meskipun dari negara lain meningkat.

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023