Temanggung (ANTARA) - Para seniman dan budayawan Kabupaten Temanggung, tetap berkomitmen mempertahankan tradisi di tengah situasi modernitas dan persaingan antarbudaya, kata Bupati Temanggung M. Al Khadziq.

"Temanggung akan tetap berkomitmen menjadi kota dengan sejuta tradisi akan terus dipertahankan di tengah situasi modernitas dan pertarungan atau persaingan antarbudaya yang berasal dari mana pun," katanya di Temanggung, Sabtu.

Ia menyampaikan hal tersebut usai Dialog Kebudayaan bersama Kepala Makara Art Center (MAC) Universitas Indonesia (UI) Ngatawi Al-Zastrouw di Pendopo Pengayoman Temanggung.

Di era teknologi informasi, katanya semua berkomitmen Temanggung harus selalu menjaga nilai-nilai tradisional, baik itu situs-situs tradisional, ritual tradisional dipertahankan.

Baca juga: Petani di lereng Gunung Sindoro melaksanakan tradisi "wiwit" tembakau

Baca juga: Masyarakat Temanggung gelar tradisi "wiwit durian"


"Kalau perlu kita ingin menjawab berbagai persoalan modern ini dengan akar tradisi dan budaya masyarakat," katanya.

Ia mengakui ada kritikan bahwa kesenian sudah hidup subur di Kabupaten Temanggung, tetapi belum bisa menghidupi baik seniman maupun masyarakat.

"Artinya belum maksimal dalam efeknya untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat," katanya.

Khadziq menyampaikan potensi kesenian rakyat di Kabupaten Temanggung sangat besar, kegiatan kesenian rakyat juga besar, jenis-jenis kesenian rakyat juga banyak, dan komitmen para seniman dan budayawan sangat kuat.

Kemudian Temanggung punya gedung kesenian, punya festival kesenian, punya dewan kesenian maka dalam dialog tersebut mereka sepakat Temanggung layak disebut sebagai ibu kota kesenian rakyat.

Ia menyampaikan kesenian dan kebudayaan di Temanggung sudah berkembang dengan baik tetapi belum berbuah, dalam artian belum bisa ikut menyejahterakan masyarakat sehingga ini menjadi agenda ke depan agar kesenian tetap tumbuh berkembang tetapi juga bisa menghidupi seluruh masyarakat.

Kepala Makara Art Center (MAC) Universitas Indonesia (UI) Ngatawi Al-Zastrouw mengatakan seni itu tergantung manusianya karena pembuat seni itu manusia.

"Mau dijadikan apa itu tergantung manusia, seni bisa menjadi instrumen pengembangan nilai sosialisasi pengetahuan dan lain sebagainya tetapi dia juga bisa dikapitalisasi menjadi ekonomi tanpa harus mengorbankan nilai," katanya.

Menurut dia Temanggung ini mempunyai potensi seni rakyat yang luar biasa. Tadi langsung terbersit bahwa Temanggung ini bisa menjadi satu-satunya icon untuk kesenian rakyat di Indonesia bahkan di dunia.

"Sayang potensi besar kalau tidak dikelola. Pak bupati sudah memulai lima tahun untuk mengelola ini, ibarat tanaman itu mulai tumbuh sayang kalau tidak terus dirawat, dijaga dikembangkan, setelah tumbuh jadi berbuah," katanya.

Baca juga: Pengunjung tradisi padusan di Pikatan dibatasi
 

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023