Jakarta (ANTARA) -
Pertiwi adalah seorang ibu mandiri yang menghidupi tiga anaknya yang sudah dewasa namun masih terus mencari identitas diri. Diperankan oleh Cut Mini, Pertiwi yang tangguh mengasuh Sekar (Shenina Cinnamon), Adam (Bima Zeno), dan Isham (Thomas Rian) ini, memiliki masalah dari masa lalu suaminya yang kalah dalam Pilkades, tapi dia juga menyimpan cinta penuh misteri. 
 
Aneka drama bermunculan ketika ketiga anaknya berkumpul pulang ke rumah dengan membawa masalah terkait identitas diri dan balas dendam kekalahan ayahnya. Lucunya, anak-anak ini malah menemukan misteri cinta Pertiwi yang rupanya berniat untuk menikah lagi.
 
Semua terjadi di tengah riuh dan panasnya suasana menjelang Pilkades di desa yang dipimpin sosok lurah berparas ganteng, Janji Upaya (Ibnu Jamil). Sosok lurah teladan, dengan status duda yang melahirkan beragam gosip pribadi bercampur gosip politik yang jenaka dan penuh drama.
Ibnu Jamil sebagai Janji Upaya dalam film "Kejarlah Janji" (Tangkapan layar Youtube "Kejarlah Janji")

Beragam konflik politik dan persaingan untuk mencalonkan diri sebagai lurah baru di desa tersebut terasa tidak asing, terlebih bagi masyarakat yang turut merasakan panasnya kontestasi jelang pemilu.
 
Diantaranya beragam 'sogokan' untuk Janji Upaya melanjutkan periode ketiga, hingga upaya lawannya yaitu Adam, anak dari Pertiwi rupanya juga mencalonkan diri sebagai lurah. Kampanye hitam pun disebar oleh Adam berupa gosip-gosip untuk menjatuhkan reputasi Janji di akhir jabatannya.

Di sisi lain, anak Pertiwi yang bernama Isham berencana memilih menjadi golongan putih (golput) atau tidak memilih karena karakternya sebagai mahasiswa yang kerap menentang kebijakan pemerintahan.
 
Sementara Sekar, yang tidak yakin akan tujuan hidupnya, kembali di yakinkan sang ibu bahwa setiap orang pasti menemui jalan buntu dalam mencari jati diri.
Konflik keluarga Pertiwi bersama ketiga anaknya Sekar (Shenina Cinnamon), Adam (Bima Zeno), dan Isham (Thomas Rian) di film "Kejarlah Janji" (Tangkapan layar Youtube "Kejarlah Janji")

 
Dibalik isu politik, dalam film ini juga diselipkan drama dari karakter yang dimainkan. Aneka komedi diselipkan menjadi bumbu yang menggelak tawa sekaligus satir yang menyentil, serupa kritik bagi para politikus yang tengah berkontestasi di panggung politik.

Film bertajuk "Kejarlah Janji" ini adalah adalah film yang diproduksi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) bekerja sama dengan Asta Jaya Centra Cinema, Padi Padi Creative, dan Garin Workshop dalam menyambut Pemilu 2024.

Film ini sebagai strategi dalam sosialisasi penyelenggaraan pemilu oleh KPU dalam mendorong perubahan perilaku dan membangun kesadaran untuk memilih dan masyarakat umum.
 
Film bisa menjadi hiburan yang menyenangkan bagi penonton, tetapi juga bisa memiliki elemen pendidikan atau pesan yang disampaikan.
Janji Upaya (Ibnu Jamil) dan Pertiwi (Cut Mini) dalam film "Kejarlah Janji" (Tangkapan layar Youtube "Kejarlah Janji")

 
“Melalui film ini kami ingin membangun kesadaran bersama untuk menciptakan pemilu sebagai sarana integrasi bangsa, mengajak pemilih menggunakan hak pilihnya dengan bijak, melawan politik uang, politik identitas dan SARA, serta membangun sikap toleransi," kata Ketua KPU, Hasyim Asy'ari, tentang tujuan dan harapan dibuatnya film "Kejarlah Janji" dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (15/9).
 
Hasyim mengatakan film sangat kuat dalam menyampaikan pesan, hiburan, dan informasi kepada masyarakat secara luas, terutama untuk generasi milenial dan pemilih pemula gen Z.
Sementara itu, Garin Nugroho selaku sutradara film Kejarlah Janji juga menambahkan, film memiliki kemampuan untuk mempengaruhi opini, sikap, dan perilaku penontonnya.
 
Dengan menggambarkan situasi, karakter, atau konflik tertentu, film dapat memicu diskusi sosial, perubahan budaya, atau pengaruh politik.
 
“Civic education menjadi sangat penting di tengah kompleksitas pemilu di era media baru yang riuh rendah. Film ini menjadi medium civic education yang sangat langka. Pendekatan drama komedi menjadi cara untuk mengelola warga pemilih di berbagai wilayah nusantara,” tambah Garin.
 
Beragam komedi dengan kalimat satir dan terasa menyinggung menghiasi film yang ditayangkan terbatas ini. Namun KPU meyakini film "Kejarlah Janji" bersifat netral dan tidak memojokkan pihak manapun.
 
Film ini diharapkan dapat dinikmati oleh masyarakat luas, terutama mereka yang akan menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2024. Film Kejarlah Janji akan tayang terbatas di bioskop-bioskop tanah air.
 
Pemutaran keliling juga akan dilakukan di ruang-ruang publik, ruang-ruang pemutaran alternatif, jaringan bioskop, maupun layar tancap di berbagai daerah di tanah air.
 
Jadwal nonton bareng di beberapa kota akan diumumkan di akun media sosial KPU dan akun media film Kejarlah Janji. Masyarakat umum, instansi pemerintah maupun swasta, dan stakeholder pemilu dapat mengusulkan dan memutar film "Kejarlah Janji".

 

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023