Jakarta (ANTARA) - Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana. (BNPB) Abdul Muhari melaporkan gempuran bom air menjinakkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.

Abdul dalam keterangannya disiarkan di Jakarta, Senin, menjelaskan hutan dan lahan di wilayah Kecamatan Pedamaran, Pampangan dan Pangkalan Lampam, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, kembali dilumat ‘si jago merah’ pada hari Minggu (17/9).

Pemadaman dengan satuan tugas (Satgas) darat terkendala akses, namun api berhasil dikuasai berkat hasil dukungan satgas udara dengan dukungan helikopter water bombing BNPB, yang memang sudah disiagakan di wilayah Sumatera Selatan untuk pemadaman karhutla.

"Gempuran demi gempuran ‘bom air’ lambat laun pun membuahkan hasil. Api mulai dapat dijinakkan dan tentu saja hal itu meringankan kinerja tim gabungan satgas darat yang terkendala aksesbilitas," ujar Abdul.

Pantauan udara yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Selatan, api terlihat tak hanya membakar hutan dan semak belukar saja, namun juga areal perkebunan produksi. Asap berwarna putih terlihat membumbung tinggi ke angkasa tertiup angin mengarah ke Kota Palembang.

Baca juga: BNPB upayakan karhutla Sumsel tak berdampak ke negara tetangga

Baca juga: BNPB salurkan bantuan dana operasional penanganan karhutla di Sumsel


Sementara itu di lokasi lain, titik api juga terpantau merambat di pinggir jalan tol kilometer 347 Palembang Kayu Agung. Beruntung tim gabungan satgas darat karhutla dari BPBD Kabupaten OKI, Manggala Agni dan Polres OKI dengan sigap turun ke lapangan menaklukkan api agar tidak meluas dan mengatur lalu lintas bagi pengguna jalan tol.

Upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) oleh tim gabungan satgas darat tak selamanya berjalan dengan mulus. Lokasi titik api yang berada di tengah-tengah hutan dan semak lahan menjadi tantangan tersendiri.

Selain fokus ke upaya pemadaman, tim harus tetap berhati-hati dan mengutamakan keselamatan.

"Di sisi lain, ketersediaan sumber air juga sangat terbatas setelah musim kemarau turut menguras habis lokasi-lokasi penampungan air. Namun tim gabungan satgas tetap solid menumpas api yang kian merajalela dalam beberapa hari terakhir," kata dia.

Sementara itu menurut hasil laporan tim BPBD Kabupaten OKI per Minggu (17/9) pukul 20.07 WIB, api yang membakar semak belukar di lahan seluas 0,5 hektare milik masyarakat Kecamatan Pangkalan Lampam, belum padam sepenuhnya namun sejauh ini dapat dikendalikan. Adapun titik hotspot yang berhasil diidentifikasi ada sebanyak 46 titik.

Sebagai antisipasi dan penanganan lanjutan karhutla, tim gabungan baik satgas darat maupun udara akan terus memonitor dan melakukan upaya pemadaman serta pendinginan. Di samping itu, posko-posko siaga karhutla juga ditambah setelah Bupati OKI menaikkan status siaga menjadi darurat karhutla.

Melalui kenaikan status tersebut, maka seluruh stakeholder termasuk pihak swasta diminta agar turut mendukung upaya penanganan karhutla hingga api benar-benar dapat dikendalikan.

Baca juga: BNPB siap maksimalkan upaya penanggulangan karhutla di Sumsel

Baca juga: BNPB siagakan helikopter "water bombing" antisipasi karhutla di Sumsel

 

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023