MoU tersebut diharapkan akan memperkuat kerja sama sumber daya manusia (SDM) antara Indonesia dan Korea, memperluas potensi, mendorong akses pasar yang lebih luas dan berkesinambungan bagi sektor industri yang terlibat,....
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Korea National Ppuri Industry Center (KPIC) dalam bidang pengembangan sumber daya manusia (SDM), perluasan potensi, akses pasar, serta peningkatan investasi dan perdagangan Indonesia-Korea Selatan.

Penandatanganan MoU yang dilakukan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Kemenperin dengan Korea National Ppuri Industry Center (KPIC) tersebut difasilitasi oleh Direktorat Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin.

“MoU tersebut diharapkan akan memperkuat kerja sama sumber daya manusia (SDM) antara Indonesia dan Korea, memperluas potensi, mendorong akses pasar yang lebih luas dan berkesinambungan bagi sektor industri yang terlibat, serta membuka jalan bagi peningkatan investasi dan perdagangan antara kedua belah pihak,” kata Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional Kemenperin Eko S.A. Cahyanto dalam keterangan di Jakarta, Senin.

Baca juga: Kemenperin latih 253 ribu SDM industri lewat program Diklat 3 in 1

Eko berharap MoU tersebut juga akan menjadi tonggak sejarah baru dalam hubungan bilateral antara Indonesia dan Korea dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi kedua pihak dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat di masa depan. Di sisi lain, kerja sama tersebut juga diharapkan dapat mendorong inovasi teknologi, dan meningkatkan daya saing produk-produk lokal.

Ppuri technology sendiri merupakan istilah dalam Bahasa Korea untuk menyebut teknologi yang digunakan dalam proses dasar di sektor manufaktur.

Lingkup kerja sama Ppuri Technology meliputi pelatihan/peningkatan kapasitas tenaga kerja industri dan penerapan sertifikasi standar SDM industri di Indonesia.

Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas SDM industri dalam melakukan proses dasar manufaktur, termasuk casting, molds, welding, heat treatment, metal forming, dan surface treatment.

Langkah ini akan dilakukan dengan mengaplikasikan teknologi pemrosesan generasi berikutnya, yang mencakup injection press, precise machining, additive manufacturing, industrial film and paper processing, robots, sensor, industrial intelligence software, dan engineering design.

Baca juga: Kemenperin gandeng Korsel perkuat transformasi digital

Kepala BPSDMI Kemenperin Masrokhan menyambut baik kerja sama dengan KPIC untuk mendukung pembangunan SDM industri di Indonesia. Ia menyebut jumlah kebutuhan tenaga kerja industri kompeten sekitar 682.000 orang setiap tahun sehingga perlu ada dukungan untuk penciptaan SDM industri yang kompeten melalui penyelenggaraan pendidikan vokasi dan pelatihan industri berbasis kompetensi di unit-unit pendidikan yang dimiliki.

“Kami menyambut baik dan berterima kasih dengan bertambahnya KPIC menjadi stakeholder yang turut mendukung pembangunan SDM industri dan mempererat hubungan Indonesia-Korea Selatan,” tambah Masrokhan.

Sementara itu, Chief Executive Director KPIC Kim Hyun-jung menyatakan keyakinannya bahwa kerja sama ini akan secara signifikan meningkatkan daya saing sektor manufaktur di Indonesia, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Ia juga menekankan pentingnya tahun 2023 yang merupakan peringatan 50 tahun hubungan diplomatik antara Korea Selatan dan Indonesia. Menurutnya, Indonesia menjadi negara target proyek global pertama KPIC dengan fokus pada pembinaan SDM dalam industri dasar di Indonesia.

Selanjutnya, juga menyasar penguatan pertukaran timbal balik untuk merumuskan beragam agenda kerja sama. Ia berharap kolaborasi ini akan menghasilkan hasil yang positif dan produktif bagi industri utama kedua negara.

Kedua belah pihak menegaskan bahwa hubungan bilateral yang semakin erat antara Indonesia dan Korea Selatan telah memunculkan sinergi yang signifikan antara sektor-sektor industri kedua negara.

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023