Kendari (ANTARA) - Perusahaan Umum (Perum) Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Sulawesi Tenggara (Sultra) memastikan ketersediaan stok beras akan aman hingga Desember 2023 dengan stok saat ini sebanyak 17.717 ton.

Kepala Perum Bulog Kanwil Sultra Siti Mardati Saing di Kendari Senin, pihaknya akan melakukan kegiatan rutin pendistribusian beras ke pasar-pasar tradisional dan ritel modern dalam rangka menjaga kestabilan harga dan ketersediaan stok beras dalam rangka Siap Jaga Harga di Pasar (SIGAP) dengan Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

"Untuk membantu menstabilkan harga dan kita kasih ke pedagang-pedagang pasar tradisional dan ritel modern, maksimal itu kan dalam satu pekan dua ton," kata Siti.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga saat ini tengah menyalurkan bantuan pangan pemerintah berupa beras kepada ratusan ribu masyarakat di 17 kabupaten/kota se-Sultra.

Untuk mengantisipasi tingginya permintaan beras di masyarakat, lanjut Siti, pihaknya akan menyerap beras saat panen raya pada September hingga Oktober 2023.

"Kita menyerap nanti pada saat panen raya di akhir September sampai Oktober 2023," jelasnya.

Dia juga menambahkan bahwa pihaknya akan menargetkan pada panen raya tersebut bisa menyerap sebanyak 10 ribu ton beras.

"Paling lima ribu sampai tujuh ribu ton, tapi targetnya kita pada panen raya nanti 10 ribu ton," ungkapnya.

Meski begitu, dia menjelaskan bahwa sebanyak 17.717 ton stok beras di Bulog se-Sultra itu mampu untuk menjaga stok beras dalam kondisi aman hingga Desember 2023.

"Sudah aman itu sampai Desember 2023 kalau 17.717 ton itu," sebutnya.

Dia menuturkan bahwa hasil dari panen raya September-Oktober 2023 tersebut juga untuk mengisi stok pada awal tahun 2024 mendatang. Pihaknya juga akan menyerap sebanyak-banyaknya beras untuk periode Januari-Maret 2024.

"Untuk mengantisipasi lagi sebelum panen di Januari-Maret 2024, makanya kita mau pengadaan, makanya nanti kalau pengadaan dan kalau cocok harganya kita akan serap sebanyak-banyaknya," tambah Siti.

Kepala Perum Bulog Kanwil Sultra itu juga menyampaikan bahwa dalam sistem manajemen Bulog, pihaknya hanya akan membeli beras cadangan pemerintah sesuai dengan harga pembelian pemerintah atau HPP.

"Sekarang di harganya sebesar Rp9.950, namun karena harganya itu tidak sesuai, sehingga Bulog tidak maksimal menyerap beras dari petani lokal, untuk memenuhi kebutuhan secara manajemen Bulog, kita bisa meminta move in (pemindahan stok) dari daerah luar," ucapnya.

Ia juga membeberkan bahwa saat ini stok beras yang berada di gudang Bulog Sultra sebanyak 17.717 ton. Jumlah tersebut diyakini mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat di Bumi Anoa.

"Jadi secara stok untuk cadangan beras pemerintah di Sulawesi Tenggara aman," lanjutnya.

Pewarta: La Ode Muh. Deden Saputra
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2023