Banjarbaru (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta warga Kalimantan Selatan (Kalsel) tetap waspada terhadap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) meskipun turun hujan berintensitas ringan dan sedang.

“Kalau hujan ringan yang mengguyur lahan terbakar, justru asapnya bisa lebih banyak, kecuali curah hujannya deras dengan durasi panjang,” ujar Analis Iklim Staklim Kelas I Banjarbaru BMKG Kalsel Muhammad Arif Rahman di Banjarbaru, Senin.

Arif mengatakan wilayah Kalsel masih dilanda kekeringan hingga November 2023, meskipun selama dua hari belakangan ini beberapa wilayah diguyur hujan dengan intensitas ringan dan sedang.

Baca juga: BMKG: Waspada banjir rob di pesisir Kalsel pada 17-22 September

Ia menjelaskan Indonesia sedang memasuki fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) mengindikasikan pergerakan atmosfer terhadap potensi pertumbuhan awan hujan dalam waktu singkat.

Arif menyebutkan wilayah Kalsel diguyur hujan ringan dan sedang mulai 16 September hingga 22 September 2023, setelah itu akan kembali mengalami kemarau panjang hingga pertengahan November.

“Saat ini mulai memasuki puncak fenomena MJO, bergerak dari arah barat melewati wilayah tropis Indonesia bergeser ke arah pasifik atau ke arah timur meninggalkan Indonesia,” ucapnya.
Analis Iklim Staklim Kelas I Banjarbaru BMKG Kalsel Muhammad Arif Rahman memberikan keterangan di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Senin (18/9/2023). (ANTARA/Tumpal Andani Aritonang)
Menurut Arif, musim kemarau masih berpotensi setelah fenomena MJO bergeser ke arah pasifik, kemudian MJO tersebut akan bergerak dengan siklus 40 hari mengelilingi wilayah tropis bumi.

Baca juga: BPBD Kalsel libatkan mahasiswa dalam penanggulangan karhutla

Ia mengatakan, curah hujan ringan saat ini tidak efektif membantu penanggulangan karhutla, karena titik api tidak padam total sehingga menyebabkan kepulan asap berpotensi semakin banyak.

Oleh karena itu, Arif mengimbau masyarakat Kalsel agar berhati-hati terhadap kualitas udara dan air hujan.

Dalam kondisi musim kemarau namun turun curah hujan ringan singkat, menurut dia, berpotensi menimbulkan polusi udara buruk yang menumpuk di permukaan sehingga berdampak pada munculnya penyakit kulit, diare, dan infeksi saluran pernapasan.

Baca juga: BPBD: Hujan sekitar satu jam bantu atasi karhutla di Tapin Kalsel

“Kita memperkirakan sebagian wilayah Kalsel mulai diguyur hujan pada pertengahan November, selanjutnya hingga akhir November mulai merata diguyur hujan,” ucap Arif.

Pewarta: Tumpal Andani Aritonang
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023