Bengkulu (ANTARA News) - Pemerintah segera membangun trans Sumatra railway (jalur kereta api yang menghubungkan daerah-daerah di Sumatra) mulai 2007. Menteri Perhubungan (Menhub) Hatta Radjasa di Bengkulu, Selasa, mengatakan, pembangunan trans Sumatra railway itu menjadi prioritas pemerintah dan dilaksanakan dalam dua tahapan yakni 2007-2015, kemudian dilanjutkan dari 2015 hingga 2025. Menurut Hatta, pembangunan rel kereta api lintas Sumatra yang menghubungkan Banda Aceh sampai Tanjung Karang, Lampung memerlukan kerjasama dengan investor mengingat biaya yang dibutuhkan besar, sementara kemampuan APBN terbatas. Saat menghadiri Rakor dan Sinkronisasi gubernur se-Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) Hatta mengatakan, pola pembangunan rel kereta api itu selain meremajakan rel di jalur lama, juga meliputi pembuatan jalur baru. Untuk mengganti rel jenis R25 yang telah terpasang pada beberapa lintasan dengan rel baru jenis R54 saja, dibutuhkan sekitar Rp2,5 miliar per kilometer. Dana besar itu mencakup biaya pembelian rel jenis R54 sepanjang 2.000 meter seharga Rp1 miliar per kilometer, kemudian batu kericak sedikitnya 1.400 meter kubik seharga Rp1,1 miliar per kilometer. Pembangunan railway Sumatera itu guna memperlancar pengangkutan berbagai sumber daya alam dari sentra produksi menunju ke pelabuhan. Agar pengiriman lebih efektif perlu juga dibangun feader-feader yang menghubungkan dari sentra produksi ke railway tersebut. Trans Sumatra railway sebagian besar dibangun diatas jalur lama yang sudah ada untuk menghemat biaya karena jika membuat jalur yang benar-benar baru dibutuhkan biaya dua kali lipat lebih besar. Dalam konsep sistem transportasi nasional, kata Hatta, tatanan transportasi harus tertata, tersistem dengan baik antara darat, kereta api, darat, laut dan danau.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006