Urumqi (ANTARA) - Di bawah cahaya pagi yang lembut, Xu Qingshui mengarahkan perahu nelayannya ke jantung Danau Bosten, bersiap-siap untuk hari yang sibuk.

Terletak di Daerah Otonom Uighur Xinjiang, China barat laut, Bosten, danau air tawar pedalaman terbesar di negara itu, memasuki musim penangkapan ikan tersibuk pada Agustus yang berlangsung hingga Oktober.

Setelah mencapai lokasi penangkapan ikan yang telah ditentukan, Xu dan rekan-rekannya bekerja sama untuk menarik jala yang telah dipasang pada hari sebelumnya.

"Hasil tangkapan pagi ini cukup bagus. Kami mendapatkan lebih dari 200 kilogram ikan, termasuk berbagai jenis ikan karper yang besar dan gemuk," kata Xu, seraya menambahkan bahwa selama masa panen yang melimpah, dia bisa mengantongi lebih dari 1.000 yuan (1 yuan = Rp2.114) atau sekitar 137,46 dolar AS (1 dolar AS = Rp15.367) dalam sehari.

Dengan 17 tahun pengalamannya sebagai nelayan, Xu mengaitkan hasil panen yang melimpah dengan peningkatan kondisi lingkungan ekologis dan upaya konservasi yang terus diperkuat.

Untuk menjamin pengembangan yang berkelanjutan untuk perikanan di Danau Bosten, pemerintah setempat telah menerapkan berbagai langkah, termasuk mengelola dan mengendalikan polusi di sumbernya, memisahkan polutan dari air, menebar benih ikan ke danau, dan memberlakukan larangan penangkapan ikan secara berkala.

Sejak 2018, sebanyak 807 juta meter kubik air dari Sungai Kaidu telah dialirkan ke Danau Bosten, yang secara efektif meningkatkan sirkulasi air dan kualitas air di danau tersebut.

"Air menjadi semakin jernih, dan itu sangat penting bagi perikanan yang berkelanjutan," ujar Xu, yang namanya dalam bahasa Mandarin secara harafiah berarti "air jernih".

Hamparan alang-alang yang luas di Danau Bosten, yang menutupi area seluas lebih dari 40.000 hektare, memainkan peran penting dalam ekosistem danau tersebut. Keberadaan tanaman itu dapat membantu menyaring air dan menyediakan habitat serta tempat berlindung bagi berbagai spesies akuatik dan burung. Danau Bosten kini menjadi rumah bagi semakin banyak burung liar, termasuk 198 spesies yang teramati sejauh ini.

Lingkungan ekologis yang terus berkembang menanamkan vitalitas baru ke dalam danau tersebut, menjadikannya basis produksi ikan terbesar di Xinjiang. Danau Bosten menghasilkan lebih dari 4.000 ton berbagai produk akuatik setiap tahunnya, termasuk ikan karper, udang air tawar, dan kepiting.

"Tahun lalu, kami menebar 36 juta bibit kepiting, dan mulai memanennya pada Agustus," tutur Yuan Jianhui, yang bertanggung jawab atas basis penangkaran kepiting. "Ke depannya, kami berencana memperkenalkan lobster air tawar Australia dan memperluas skala pengembangbiakan kami agar semakin banyak masyarakat yang dapat menikmati produk akuatik Xinjiang."

Akuakultur menjadi industri penting di Xinjiang, yang berkontribusi pada pertumbuhan pendapatan pedesaan dan upaya revitalisasi pedesaan di daerah tersebut.

Pada 2022, total output perikanan Xinjiang mencapai 173.000 ton, menduduki peringkat kedua dari lima provinsi dan daerah otonom di China barat laut. 

Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023