Saya menyampaikan empat bidang (area bisnis) yang menurut saya merupakan bisnis masa depan yang harus diperhatikan oleh sektor keuangan
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Keuangan RI Suahasil Nazara membeberkan empat area bisnis yang perlu difokuskan oleh para pelaku industri keuangan guna memperkuat sektor keuangan Indonesia ke depan.

“Saya menyampaikan empat bidang (area bisnis) yang menurut saya merupakan bisnis masa depan yang harus diperhatikan oleh sektor keuangan,” kata Suhasil dalam "Indonesia Financial Group International Conference 2023" di Jakarta, Selasa.

Yang pertama yakni bidang kesehatan. Suahasil menjelaskan COVID-19 menjadi suatu periode yang menunjukkan bahwa bidang kesehatan dapat menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal itu tercermin dari posisi Indonesia sebagai salah satu promotor program Pandemic Fund sebagai konsep pembiayaan yang baru.

Adapun Pandemic Fund merupakan pendanaan yang digunakan untuk pencegahan, kesiapsiagaan dan respons menghadapi pandemi berikutnya.

Kemudian Undang-Undang Kesehatan juga dinilai memberikan ruang perbaikan baru sekaligus ruang bagi dunia usaha. Oleh karena itu, Suahasil berharap sektor keuangan dapat berfokus pada bisnis kesehatan mengingat potensi yang dimiliki.

“Sektor kesehatan dapat menjadi sumber pertumbuhan (ekonomi), faktanya kita juga telah mengeluarkan Undang-Undang Kesehatan yang baru, saya yakin sektor keuangan kita harus mempertimbangkan hal ini dengan sangat hati-hati dan melihat ruang bisnis di sektor kesehatan,” ujar Suahasil.

Baca juga: Wamenkeu: Pajak Karbon beri alternatif ke dunia usaha kurangi emisi

Baca juga: Wamenkeu: Indonesia tetap perlu waspadai gejolak global 


Area bisnis kedua yaitu bidang hilirisasi. Saat ini Indonesia tengah berkomitmen terhadap hilirisasi sumber daya alam (SDA) untuk meningkatkan nilai ekspor.

Menurut Suahasil, industri hilirisasi akan menjadi lanskap ekonomi baru bagi Indonesia. Ia mengimbau para pelaku industri keuangan untuk mempelajari serta memanfaatkan peluang dalam industri hilirisasi.

Ketiga yakni digitalisasi. Bidang tersebut mampu menjadi tantangan sekaligus peluang bagi sektor keuangan. Pasalnya, dengan berfokus pada aspek digital dalam suatu bisnis, maka industri keuangan akan turut berkontribusi untuk meningkatkan inklusivitas ekonomi hingga nilai ekonomi digital Indonesia.

Kemudian yang keempat yaitu ekonomi hijau. Suahasil menilai ekonomi hijau ke depan mendefinisikan bisnis baru di Indonesia dan juga dunia.

Saat ini, pemerintah tengah menyempurnakan mekanisme transisi energi, yang mana dapat menjadi fokus para pelaku industri keuangan agar mampu berkontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan hidup sekaligus ekonomi.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berencana meluncurkan Bursa Karbon pada 26 September 2023. Bursa Karbon menjadi suatu sistem yang mengatur Perdagangan Karbon atau catatan kepemilikan Unit Karbon.

"Kita sedang memasuki mekanisme transisi energi. Kami menawarkan banyak ide di kancah internasional tentang transisi yang adil dan terjangkau menuju ekonomi hijau. Saya sangat berharap sektor keuangan akan menentukan tempat dalam agenda. Bagaimana dana pensiun, perbankan, serta peran asuransi dalam bidang ini (ekonomi hijau)," jelasnya.

Selain itu, OJK juga telah mengeluarkan Taksnomi Hijau yang menjadi alat klasifikasi bagi industri keuangan (perbankan) sebagai upaya perlindungan lingkungan hidup dan pengurangan emisi gas rumah kaca.

“Sebagai regulator, pemerintah, OJK, BI dan LPS akan terus bekerja sama, untuk memastikan stabilitas sektor keuangan terus berlanjut, dan kami mengapresiasi khususnya IFG sebagai bagian dari Badan Usaha Milik Negara,” pungkasnya.

Baca juga: Wamenkeu: Pertumbuhan kuartal II jadi dasar kuat pencapaian 2023

Baca juga: Wamenkeu sebut APBN mendanai pembangunan KIPP IKN 6.600 hektare


 

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023