Jakarta (ANTARA) - Sejumlah pedagang dan pembeli di Pasar Ciracas, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, berharap harga ayam potong segera turun karena tingginya harga berimbas terhadap menurunnya daya beli masyarakat.

Salah satu pedagang ayam, Rohmah di Pasar Ciracas, Selasa, mengatakan, kenaikan harga ayam per ekor berkisar Rp5.000 hingga Rp10.000.

"Biasanya harga ayam yang kecil Rp28.000, namun saat ini mencapai Rp 35.000 per ekor. Begitu pun, harga ayam ukuran sedang dari Rp45.000 menjadi Rp50.000 per ekor," ujarnya.

Sementara untuk harga ayam berukuran paling besar dengan bobot sekitar dua kilogram melonjak dari yang sebelumnya berkisar Rp70.000-Rp75.000 menjadi Rp 80.000 per ekor.

Baca juga: Bapanas: Harga ayam di pasar Palmerah Jakarta masih normal

Akibat kenaikan harga ayam itu, kata dia, para pedagang terpaksa menambah modal. Namun, jumlah pembeli berkurang drastis.

"Omzet berkurang sampai separuhnya, 50 persen. Pembeli juga berkurang, mengeluh kenapa harga mahal. Saya jelaskan ya memang belum turun, kalau sudah saya pasti turunkan," kata Rohmah.

Pedagang ayam lainnya, Santi mengatakan, kenaikan harga ayam yang terjadi sejak April 2023 itu berasal dari peternak ayam.

"Dari tingkat peternak ayam sudah naik sehingga para pedagang hanya bisa mengikuti kenaikan harga yang ditetapkan," ujarnya.

Baca juga: Warga di Jakarta Timur keluhkan tingginya harga telur ayam

Santi berharap pemerintah segera mengambil langkah untuk menurunkan harga ayam agar tidak memberatkan masyarakat.

Salah satu pembeli, Sampun mengaku kenaikan harga ayam ini menyebabkan keuntungan dagangannya sebagai pedagang pecel ayam merosot karena harus merogoh uang lebih banyak untuk modal.

"Keuntungan sekarang berkurang karena harga ayam tidak turun. Saya tidak menaikkan harga pecel ayam, khawatir pelanggan berkurang," ujarnya.

Dia berharap pemerintah bisa mengatasi tingginya harga ayam tersebut sehingga bisa kembali stabil.

"Harapannya ya harga ayam cepat turun, stabil seperti dulu. Karena sebelumnya harga ayam sempat turun tapi tetap saja hitungannya masih mahal, belum normal," ujarnya.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023