London (ANTARA) - Lebih dari 1.000 petugas Kepolisian Metropolitan London telah dipecat, diskors, atau diberi tugas terbatas di tengah hal yang disebut oleh lembaga itu sebagai "penguatan standar terbesar dalam 50 tahun".

Kepolisian Metropolitan London pada Selasa (19/9) merilis informasi terbaru dari peninjauannya terhadap reformasi budaya dan standar di dalam institusinya yang diluncurkan setelah serangkaian skandal, termasuk kasus pemerkosaan dan pembunuhan pada 2021 terhadap Sarah Everard (33) di London oleh seorang polisi aktif.

Menurut institusi kepolisian, 100 petugas polisi telah dipecat akibat pelanggaran berat dalam 12 bulan terakhir.
 
(Xinhua)


Dia menambahkan jumlah petugas yang terdampak "hampir sama dengan satu satuan tugas kepolisian kecil di lokasi-lokasi lain di negara itu."

Dalam beberapa tahun ke depan, sekitar 60 petugas berpotensi menghadapi pemecatan setiap bulannya akibat pelanggaran atau setelah sidang inkompetensi, ujar dia.

"Kami tahu masih ada banyak upaya yang harus dilakukan, namun kami berharap kemajuan yang berhasil dicapai saat ini bisa meyakinkan warga London bahwa kami melakukan semua yang kami bisa untuk mewujudkan organisasi yang layak Anda dapatkan," jelas lembaga kepolisian itu di media sosial.

Pemerintah Inggris pada Agustus mengatakan pihaknya akan mempermudah pemecatan sejumlah "polisi nakal" dengan langkah-langkah seperti pemecatan otomatis bagi mereka yang terbukti bersalah melakukan pelanggaran berat.
 
   (Xinhua)


"Akan memakan waktu satu, dua tahun, atau lebih untuk memberantas para polisi korup," kata Wakil Asisten Komisaris Kepolisian Metropolitan London, Stuart Cundy.

Sebelumnya pada 2023, sebuah peninjauan independen menemukan terdapat sejumlah masalah fundamental, diskriminasi institusional, serta krisis akuntabilitas dan transparansi dalam Kepolisian Metropolitan London.

Pewarta: Xinhua
Editor: Bayu Prasetyo
Copyright © ANTARA 2023