Zhengzou, China (ANTARA)- “Budaya Sungai Kuning adalah asal mula peradaban Tiongkok. Dalm sejarah Tiongkok yang sangat lama, perkembangan dan pergantian sejarah dari dinasti ke dinasti sebagian besar berlangusng di wilayah aliran Sungai kuning. Asal usul pertanian dan filosofi Tiongkok juga terbentuk dari wilayah aliran Sungai Kuning.” 2023 World Great Rivers Civilizations Forum yang diadakan di Zhengzhou, Provinsi Henan, Tiongkok pada tanggal 16-18 September, para anggota Akademi Sosial Tiongkok dan Ketua Asosiasi Arkeologi Tiongkok, Wang Wei, dengan tegas menyampaikan bahwa pentingnya kebudayaan Sungai Kuning bagi Tiongkok. 

Tema dari forum kali ini adalah “Mutual Learning Among Civilizations · Jointly Building A Shared Future.” Selain menjadi forum utama, juga ada empat subforum lainnya: “Keanekaragaman dan Pertukaran Belajar Dari Peradaban Sungai Dunia”, “Pewarisan dan Pengembangan Peradaban Tiongkok dan Budaya Sungai Kuning”, “Dialog Peradaban Huaxia dan Peradaban Dunia,” serta “Perlindungan Ekologi dan Pembangunan Berkualitas di Sungai Kuning.” Tujuannya adalah untuk mempromosikan budaya Sungai Kuning dengan sepenuh hati dan memperkuat pertukaran belajar antara negara. 

“Peradaban Tiongkok memiliki tiga karakteristik dibandingan dengan peradaban besar negara lainnya yaitu: Berkelanjutan, Inklusif dan Terpadu,”kata Wang Wei. “Sejarah peradaban Tiongkok yang lebih dari 5000 tahun ini memiliki garis perkembangan yang jelas, dilihat dari tradisi peradaban hidup yang menunjukkan kontinuitas yang luar biasa dan juga menyerap banyak peradaban asing lainnya yang juga menciptakan proses penyerapan dan inovasi.” 

“Sebagian besar peradaban kuno di seluruh negara berkembang di wilayah aliran sungai besar, namun tidak semua wilayah di aliran sungai tersebut melahirkan sebuah peradaban. “Profesor Christopher Evans, akademisi dari Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional Inggris, berpendapat bahwa munculnya peradaban di wilayah aliran Sungai Kuning juga terkair dengan lahirnya dan perkembangan kehidupan pertanian dan ini juga merupakan landasan bagi faktor yang mendorong munculnya peradaban, seperti perkembangan pertanian, pemukiman dan pertumbuhan jumlah populasi. Direktur Insititut Arkeologi dan Cagar Budaya Provinsi Henan, Liu Haiwang, juga sangat setuju dengan pandangan ini, ia juga menyatakan bahwa asal mula peradaban manusia bergantung pada lingkungan dan geografis setempat. Peradaban sungai seperti Sungai Nil, wilayah aliran dua sungai (Tigris dan Efrat), termasuk juga peradaban Sungai Kuning dan peradaban Sungai Yangtze di Tiongkok, demikian juga dengan “Peradaban pertanian menjadi ciri dasar awal mula dari peradaban Tiongkok.” 

Eksekutif Direktur Institut Humaniora dari Beijing University, Wang Zhongjiang juga mengatakah bahwa, “Kebudayaan Tiongkok merupakan proses yang terus-menerus berkembang dari zaman kuno hingga modern. Puncak perkembangan muncul dengan bangkitnya filosofi yang terjadi dari periode perang yang membentuk sumber kehidupan dan kebudayaan Tiongkok selama ribuan tahun kemudian.” 

Profesor dari Departemen Filsafat University of Vienna dan akademisi dari Austria Academy of Sciences, Herta Nagl-Docekal, dalam pidatonya juga menekankan bahwa inti dari pertukaran budaya antara timur dan barata adalah “Mencari kesamaan dalam perbedaan”. “Pertukaran mendalam antara para peserta bukan hanya menemukan perbedaan tetapi juga mencari titik persamaan, dan kepedulian bersama terhadap seluruh dunia modern,” katanya. Dia juga menyatakan bahwa meskipun terjadi perbedaan dalam pemikiran timur dan barat, namun titi persamaan adalah hal penting yang tidak dapat diabaikan. 

 
Situs forum
 

Hubungi: Yan Shanshan  

Telepon: 008610-68996991 

E-mail: ychinastory@cnmatters.com 

 

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2023