Jakarta (ANTARA) - Kementerian Ketenagakerjaan menyampaikan kolaborasi akademik antara perguruan tinggi Indonesia dan Korea dapat memperluas jaringan keilmuan.

Wakil Menteri Ketenagakerjaan Afriansyah Noor dalam keterangannya di Jakarta, Rabu mengatakan kolaborasi perguruan tinggi Indonesia dan Korea diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk peningkatan kapasitas SDM, pengkajian dan penerapan teknologi informasi dan komunikasi.

"Saya berharap nota kesepahaman yang akan ditandatangani, dapat diimplementasikan dengan penuh komitmen oleh semua pihak sehingga dapat berjalan dan mulai operasional pada Tahun Akademik 2023," ujarnya usai menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman 12 perguruan tinggi di lingkungan LLDIKTI Wilayah III, enam perguruan tinggi wilayah X, dan empat perguruan tinggi Korea di kota Bekasi, Jawa Barat.

Afriansyah Noor mengatakan permasalahan dalam pembangunan ketenagakerjaan di Indonesia pada saat ini adalah kualitas tenaga kerja dan bertambahnya pengangguran.

"Penyebabnya adalah jumlah tenaga kerja baru lulusan perguruan tinggi yang tidak seimbang dengan jumlah lapangan kerja yang tersedia," katanya

Sesuai data BPS Februari 2023, jumlah pengangguran lulusan sarjana dan diploma berada di angka 12 persen atau sekitar 958.800 orang, dari total jumlah pengangguran sebanyak 7,99 juta orang. Penyebabnya adalah tidak link and match antara Perguruan Tinggi dengan Pasar Kerja.

"Kondisi tersebut menuntut para pihak pemangku kepentingan utamanya sektor pendidikan untuk bisa duduk bersama saling bersinergi dan berinovasi guna menekan angka pengangguran yang masih cukup tinggi," tuturnya.
Baca juga: USK jalin kerja sama bidang pendidikan dengan Perguruan Tinggi China
Baca juga: Unhas-Murdoch University Australia kerja sama riset teknik kelautan
Baca juga: PTKIN dan Universitas di Malaysia jalin kemitraan internasional

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023