Moskow (ANTARA News) - Polisi Rusia menembak mati delapan tersangka militan di kawasan bergolak Kaukasus Utara, dimana gerilyawan berjuang untuk mendirikan sebuah negara Islam, kata badan anti-terorisme Rusia, Kamis.

Empat orang ditembak mati di sebuah daerah pedesaan di Dagestan yang mayoritas penduduknya beragama Islam, kata Komite Anti-Terorisme Nasional.

"(Orang-orang itu) melepaskan tembakan dengan senapan otomatis ke arah aparat penegak hukum dan akibat dari tembak-menembak, para militan itu tewas," kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan.

Tiga orang lain tewas dalam kontak tembak terpisah di dua daerah lain Dagestan. Seorang tersangka kedelapan tewas di daerah berdekatan Kaukasus Utara, Kabardino-Balkaria.

Pada 8 April, empat militan dan satu prajurit Rusia tewas dalam bentrokan di Ingushetia, wilayah yang terkena perluasan kekerasan dari provinsi tetangganya, Chechnya.

Serangan-serangan bom dan penembakan terhadap polisi dan aparat lain sering terjadi di kawasan berpenduduk muslim di Rusia selatan seperti Igushetia, Dagestan dan Kabardino-Balkaria, dekat Chechnya.

Presiden Vladimir Putin, yang menjadi terkenal setelah menumpas pemberontakan muslim di Chechnya, memerintahkan pasukan keamanan siaga tinggi untuk mengamankan Olimpiade Musim Dingin 2014 yang akan diadakan di kota pesisir Laut Hitam, Sochi, di daerah Krasnodar, yang dipisahkan dari Kaukasus Utara oleh tiga wilayah kecil.

Kremlin hingga kini masih berusaha mengatasi gerilyawan di Kaukasus Utara, satu dasawarsa setelah pasukan federal mendongkel dominasi separatis di Chechnya.

Serangan bom bunuh diri yang dilancarkan oleh seorang pelaku dari Kaukasus Utara menewaskan 37 orang di bandara terpadat Rusia Domodedovo di Moskow pada Januari 2011.

Serangan itu membuat Presiden Rusia saat itu Dmitry Medvedev memecat sejumlah pejabat kepolisian tingkat menengah dan mengarah pada pendongkelan para manajer senior Domodedovo.

Pemboman bunuh diri itu diklaim oleh Doku Umarov, pemimpin Emirat Kaukasus.

Amerika Serikat memasukkan Emirat Kaukasus ke dalam daftar kelompok teroris karena serangan-serangannya dalam upaya mengusir pemerintah Rusia dari kawasan Kaukasus Utara.

Kekerasan berkobar di Kaukasus Utara yang berpenduduk mayoritas muslim, dimana gerilyawan yang marah karena kemiskinan dan terdorong oleh ideologi jihad global ingin mendirikan sebuah negara merdeka yang berdasarkan hukum sharia.

Dagestan, yang terletak di kawasan pesisir Laut Kaspia, telah menggantikan wilayah-wilayah tetangganya sebagai pusat kekerasan di Kaukasus Utara yang berpenduduk mayoritas muslim.

Dagestan berbatasan dengan Chechnya di Kaukasus Utara, dimana Rusia menghadapi kekerasan muslim garis keras, dan provinsi yang berpenduduk mayoritas muslim itu seringkali dilanda serangan dengan sasaran aparat penegak hukum dan pejabat pemerintah.

Serangan-serangan itu telah membuat Kremlin berjanji lagi menumpas gerilyawan di Kaukasus Utara. Wilayah tersebut dilanda kekerasan sejak dua perang pasca-Sovyet terjadi di Chechnya antara pasukan pemerintah dan gerilyawan separatis.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia menuduh pihak berwenang Rusia di kawasan Kaukasus Utara -- mulai dari Laut Hitam hingga Laut Kaspia -- melakukan pelangaran HAM dengan dalih menumpas militansi muslim, demikian Reuters.

(M014)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013