Satu keluarga itu, merupakan kakak dan adik berjumlah enam orang, mereka sudah mengidap Parkinson sejak balita. Sejak tahun 2007 Dinkes Cianjur sudah membawa mereka ke rumah sakit, namun hingga saat ini belum ada hasil
Cianjur, Jabar (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, membentuk tim untuk melakukan penelitian terkait satu keluarga di Kecamatan Kadupandak mengidap penyakit Parkinson atau penyakit neurodegeneratif terjadinya penurunan fungsi otak dalam mengontrol gerakan.

Sekretaris Dinkes Cianjur, dr Yusman Faisal di Cianjur Jumat, mengatakan sejak tahun 2007 pihaknya sudah menangani kasus satu keluarga menderita Parkinson namun belum menemukan penyebab utamanya, sehingga pihaknya membentuk tim untuk melakukan penelitian.

"Satu keluarga itu, merupakan kakak dan adik yang berjumlah enam orang, mereka sudah mengidap Parkinson sejak balita. Sejak tahun 2007 Dinkes Cianjur sudah membawa mereka ke rumah sakit untuk mengetahui faktor penyebabnya, namun hingga saat ini belum ada hasil," katanya.

Tim peneliti yang terdiri atas dokter spesialis dan tenaga medis lainnya, kata dia, akan mengungkap penyebab utama keenam orang kakak beradik bisa menderita Parkinson, meski selama ini tenaga kesehatan di Kecamatan Kadupandak kerap memberikan pelayanan kesehatan rutin.

"Karena penanganan-nya masuk wilayah RSUD Pagelaran, ketua timnya direktur rumah sakit tersebut, ditambah yang bersangkutan merupakan dokter spesialis saraf. Penyebab Parkinson dapat terjadi akibat berbagai faktor mulai dari faktor genetik, gangguan saraf dan faktor lainnya," katanya.

Hingga saat ini, keenam orang anak pasangan almarhum Umi Marsikah dan Hasbullah itu, atas nama Yayah (63), Patimah (61), Rupiah (58), Salamah (53), Saepudin (50), dan Omo (48) warga Kampung Sumedang, Desa Bojongkasih hanya melakukan aktifitas di dalam rumah.

Baca juga: Penggunaan Pestisida Dapat Picu Parkinson

Baca juga: RSUD Soetomo kembangkan aplikasi operasi parkinson



Sedangkan empat orang di antaranya, kata Yusman Faisal, masih dapat beraktivitas meskipun sekujur tubuhnya mengalami getaran atau tremor parah, sedangkan dua orang lainnya Yayah dan Patimah hanya bisa berbaring di atas kasur tidak berdaya dan tidak dapat melakukan aktifitas apapun.

Anak bungsu dari enam bersaudara itu, Omo (48) mengatakan sebelumnya di keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat Parkinson, bahkan kedua orang tuanya selalu sehat tanpa menunjukkan gejala penyakit serupa termasuk sepupunya yang lain dari kakek dan nenek yang sama .

Saat mereka balita hingga dewasa kerap mengalami panas tinggi hingga kejang-kejang atau step, sampai akhirnya anak tertua Yayah mulai menunjukkan gejala Parkinson, di mana seluruh badannya menjadi kaku dan tangan hingga kakinya gemetar atau tremor.

"Setelah Yayah mengalami hal tersebut diikuti kami berlima mengalami hal yang sama, sering step atau kejang-kejang. Bahkan sampai kulit memerah seperti terbakar dan muncul benjolan," katanya.

Selama menderita Parkinson keenam kakak beradik itu sempat menjalani beberapa kali pemeriksaan di rumah sakit, namun hanya diagnosa dari dokter mereka mengidap Parkinson tapi penyebabnya belum terungkap, demikian Omo.

Baca juga: Malas bergerak bisa sebabkan penyakit parkinson

Baca juga: Periset Australia kembangkan hidrogel untuk lawan penyakit Parkinson

Baca juga: Parkinson incar para pria kurang tidur

Baca juga: Kegiatan seni bisa perbaiki motorik halus pasien parkinson

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023